Oleh Nur Iswan, Senior Advisor IndoPolicy & Business Review (IPBR)
Kita sudah terlalu lama mempunyai pemimpin yang terlalu santun. Sopan dalam berkata-kata. Bahkan saking santunnya, kadang kita tidak bisa menebak agendanya. Dan tertipu. Tak bisa menduga kepentingan diri, keluarga dan ambisi kelompoknya.
Jadi, perlu juga Indonesia punya pemimpin yang blak-blakan. Tanpa tedeng aling-aling. Yang ringan menyebut “monyet-monyet”. “Maling-maling”. Dan juga “ndablek-ndablek” serta “raja kecil”.
Kita harus bersiap dan sekaligus terbiasa untuk itu. Karena Itulah gaya dan cara memimpin Prabowo Subianto, Presiden Republik Indonesia ke-8. Sangat terus-terang. Tidak pura-pura. Tanpa banyak kemasan. Khas.
Prabowo sangat merindukan persatuan. Kerjasama. Kekompakan. Guyub-rukun. Sangat menginginkan harmoni. Ia menyebutnya “demokrasi khas Indonesia.”
Selain itu, ada hal yang sering diulang-ulang oleh Prabowo. Yakni perihal Rakyat. Soal ini, ia sangat sensitif. Di beberapa kesempatan, ia menegaskan “Saya siap mati membela rakyat!”.
Di HUT Gerindra kemarin, dengan lantang dan tersurat mengatakan ia tidak ingin mengecewakan kepercayaan yang telah diberikan rakyat kepadanya. “Saya, kalau mengecewakan kepercayaan rakyat, saya malu untuk maju lagi,” tegasnya.
 
								 
													 
              
              
              
								










 
								 
													 
													 
													 
								