Unsplash/HistoryInHD
JAKARTA, BEENEWS.CO.ID – Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Sukamta, menilai kesepakatan penurunan tarif impor Amerika Serikat (AS) menjadi 19 persen, yang disepakati antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden RI Prabowo Subianto, merupakan sinyal naik kelasnya posisi Indonesia dalam peta ekonomi global.
Meskipun di atas kertas kebijakan tersebut terlihat merugikan Indonesia, Sukamta menekankan bahwa posisi geoekonomi Indonesia justru menunjukkan pergeseran yang signifikan. Menurutnya, dalam satu dekade terakhir, produk domestik bruto (PDB) per kapita Indonesia menunjukkan tren yang terus meningkat.
“Meski Indonesia belum bisa dikategorikan ke dalam negara maju, tapi kita optimis dengan tren yang positif, kita on the track ke arah sana,” kata Sukamta di Jakarta, dikutip dari ANTARA, Kamis (17/7/2025).
Ia menambahkan, kondisi ini membuka peluang bagi Indonesia untuk memiliki daya tawar lebih tinggi dalam percaturan global, tidak hanya di bidang ekonomi, tapi juga dalam isu-isu geopolitik seperti perdamaian di Timur Tengah dan perjuangan kemerdekaan Palestina.
Namun, di balik optimisme tersebut, ia juga menggarisbawahi adanya tantangan yang harus diantisipasi. Salah satunya, neraca perdagangan Indonesia dengan AS diperkirakan akan terguncang. Padahal, sejak 2020, Indonesia konsisten mencatat surplus perdagangan dengan Negeri Paman Sam.










