Ilustrasi pendakian gunung. (Freepik)
JAKARTA, BEENEWS.CO.ID – Pakar geologi Instituto de Pesquisas Tecnoligicas, Marcelo Gramani, turut mengkritik lambatnya proses evakuasi wisatawan Brazil, Juliana Marins, yang terjatuh ke jurang di Gunung Rinjani.
Selain memprotes mengenai lambatnya proses evakuasi, Gramani juga mengkritik terkait prosedur perencanaan darurat untuk kejadian darurat di Gunung Rinjani. Menurutnya, hal itu seharusnya disiapkan oleh pengelola kawasan.
“Begitu kita masuk ke kawasan alam dengan risiko medan dan cuaca yang sudah diketahui, kita berharap pemandu atau pengelola memiliki rencana yang jelas untuk menangani situasi darurat,” ujar Gramani dilansir CNN Arena, dikutip Sabtu (28/6/2025).
Ia menyampaikan bahwa lokasi jatuhnya Juliana bukan tempat baru terjadinya kecelakaan. Di masa lalu, wilayah tersebut juga telah mengalami sejumlah insiden. Gramani mengatakan bahwa hal ini seharusnya menjadi alarm bagi pihak pengelola.
“Aturan dasar dalam pendakian adalah tidak meninggalkan siapa pun sendirian, apalagi di area berisiko tinggi,” kata dia.
Gramani juga bertanya-tanya terkait penghentian berulang dalam pencarian Juliana, padahal posisinya sudah terdeteksi melalui rekaman drone. Ia menilai keterlambatan ini tidak dapat diterima, apalagi jika pihak terkait telah memahami medan dan kondisi cuaca di area tersebut.










