Foto Dok. PT Pertamina International Shipping
JAKARTA, BEENEWS.CO.ID – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, dijadwalkan akan menggelar rapat dengan jajaran Direksi PT Pertamina (Persero) pada Rabu (25/6), guna membahas ancaman pasokan minyak mentah imbas memanasnya konflik geopolitik Iran dan Israel.
Rapat tersebut akan memfokuskan perhatian pada berbagai langkah taktis untuk mengamankan ketahanan energi nasional, terlebih jika skenario penutupan Selat Hormuz—jalur vital pengiriman minyak global—benar-benar terjadi.
“Saya besok juga ada rapat dengan Pertamina untuk membahas berbagai langkah-langkah taktis dalam menghadapi dinamika global, khususnya kepada ketersediaan energi kita. Karena menyangkut dengan Selat Hormuz ini harus kita hitung baik,” ujar Bahlil dalam sambutannya di Jakarta Geopolitical Forum (JGF) ke-9, Selasa (24/6/2025).
Bahlil menegaskan bahwa sebagian besar impor minyak mentah Indonesia masih berasal dari kawasan Timur Tengah, yang distribusinya melalui Selat Hormuz. Namun demikian, ia menyebut Pertamina juga aktif mengimpor minyak dari Afrika dan Amerika Latin.
“Tapi kita itu sebenarnya, impor kita itu banyak, itu juga dari Afrika, Amerika Latin, karena beberapa sumur-sumur minyak Pertamina ada di sana. Kemudian beberapa Timur Tengah. Tapi nanti berapa pastinya, saya akan cek,” tambahnya.