Foto Ilustrasi
BEENEWS.CO.ID – Operasi militer besar-besaran bertajuk “Rising Lion” yang diluncurkan Israel sejak Jumat (13/6) menjadi pemicu utama eskalasi terbaru di Timur Tengah. Dalam operasi ini, ratusan jet tempur Israel dilaporkan menggempur lebih dari 100 lokasi strategis di Iran, termasuk fasilitas nuklir bawah tanah di Natanz, pabrik rudal di Isfahan, serta beberapa kompleks industri militer di Teheran dan Karaj. Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengonfirmasi adanya kerusakan signifikan pada struktur pengayaan uranium di Natanz, meski tidak ditemukan kebocoran radiasi.
Ketegangan ini memperbesar kemungkinan terjadinya konflik militer terbuka antara dua kekuatan utama kawasan: Iran dan Israel. Keduanya memiliki keunggulan masing-masing, baik dari segi teknologi tempur, jumlah personel, hingga kekuatan strategis. Berikut adalah perbandingan kekuatan militer Iran dan Israel berdasarkan data dari Global Firepower dan laporan militer terkini:
1. Jumlah Personel Aktif
Iran memiliki sekitar 610.000 personel aktif, termasuk pasukan elit Garda Revolusi Islam (IRGC) yang mengelola operasi luar negeri. Israel memiliki 170.000 personel aktif, ditambah pasukan cadangan terlatih dan sistem wajib militer yang kuat.
2. Anggaran Pertahanan
Israel mengalokasikan lebih dari US$ 24 miliar per tahun untuk sektor pertahanan, tertinggi per kapita secara global. Sementara itu, Iran menganggarkan sekitar US$ 9 miliar, namun mengandalkan efisiensi, produksi senjata dalam negeri, serta jaringan milisi proksi di kawasan.