Foto Biro Pers Sekretariat Presiden
Jakarta, BEENEWS.CO.ID – Kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron ke Indonesia pada Selasa (28/5) malam disambut hangat oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto. Pertemuan keduanya mendapat sorotan tajam dari media-media internasional, terutama terkait hubungan strategis kedua negara di bidang pertahanan dan energi.
Dalam laporannya, Reuters menulis bahwa Macron dijadwalkan bertemu dengan “klien senjata terbesar Paris di Asia Tenggara”, yakni Indonesia. Pertemuan ini dinilai penting dalam memperkuat kemitraan strategis, terutama setelah berbagai kesepakatan besar yang telah ditandatangani dalam beberapa tahun terakhir.
“Presiden Prancis Emmanuel Macron akan bertemu dengan mitranya dari Indonesia, Prabowo Subianto, di Jakarta pada 28 Mei. Hubungan pertahanan dengan klien senjata terbesar Paris di Asia Tenggara diharapkan menjadi agenda utama,” tulis Reuters.
Indonesia sendiri menjadi tujuan kedua dalam tur regional Macron setelah Vietnam. Usai dari Jakarta, ia dijadwalkan melanjutkan kunjungan ke Singapura pada 29 Mei mendatang.
Masih dari Reuters, disebutkan bahwa pada tahun 2022 Indonesia dan Prancis telah menyepakati kerja sama pertahanan senilai US$8,1 miliar, termasuk pembelian 42 jet tempur Rafale dari Dassault Aviation. Kesepakatan itu turut mencakup proyek pembangunan kapal selam dan amunisi.
Tahun ini, Indonesia kembali menandatangani kontrak dengan perusahaan milik negara Prancis, Naval Group, untuk pembelian dua kapal selam Scorpène. Tak hanya itu, pada 2023, Indonesia juga mengumumkan pembelian 13 radar pengintaian udara dari perusahaan Thales Prancis.
“Bapak Prabowo, yang menjadi presiden tahun lalu, menjabat sebagai Menteri Pertahanan saat kesepakatan-kesepakatan tersebut diteken,” lanjut laporan Reuters.
Selain isu pertahanan, Macron juga membawa misi ekonomi. Ia turut menggandeng CEO baru perusahaan tambang Eramet, Paulo Castellari. Agenda utama mereka adalah membahas izin tambang nikel Teluk Weda di Maluku Utara, serta peluang investasi bersama dana kekayaan negara Indonesia, Danantara.
“Indonesia adalah produsen nikel terbesar dunia dengan cadangan logam terbesar yang diketahui. Namun, perusahaan mengeluhkan penurunan volume produksi,” tulis Reuters, mengutip keluhan Eramet.
Eramet disebut masih berminat terlibat dalam proses hilirisasi nikel di Indonesia, meskipun sebelumnya membatalkan proyek pembangunan pabrik bersama BASF pada tahun lalu.
Sementara itu, kantor berita Prancis AFP melaporkan bahwa kunjungan Macron ke Asia Tenggara bertujuan memperkuat posisi Prancis sebagai kekuatan penyeimbang antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Indonesia dianggap sebagai mitra strategis dalam agenda tersebut.
“Saya sangat gembira dapat bertemu lagi dengan saudara saya, Presiden Prabowo, seorang sahabat baik saya,” ujar Macron dalam kutipan yang dimuat AFP saat tiba di Jakarta.
Macron juga dijadwalkan mengunjungi Candi Borobudur di Yogyakarta sebagai bagian dari lawatan budayanya. Selain itu, ia akan mengupayakan sejumlah kontrak baru untuk perusahaan-perusahaan Prancis di sektor pertahanan, energi, dan mineral kritis.
Di kancah diplomasi internasional, Macron disebut akan mengajak Indonesia bergabung dalam mendorong solusi dua negara atas konflik Israel-Palestina di forum PBB yang akan digelar pada Juni mendatang.
“Macron ingin menunjukkan komitmen kuat terhadap perdamaian di Timur Tengah, tanpa menerapkan standar ganda, terutama mengingat peran aktifnya dalam penyelesaian perang Ukraina,” demikian kutipan dari AFP.
Kunjungan Macron kali ini tidak hanya mempererat hubungan bilateral, tetapi juga mempertegas posisi Indonesia sebagai mitra strategis bagi Prancis dalam konteks geopolitik global.
(Redaksi)