“Kedua belah pihak telah mengalami banyak kesulitan ekonomi dan mereka masih dapat bertahan sedikit lebih lama lagi,” ungkap Dylan Loh, Asisten Profesor di Universitas Teknologi Nanyang, Singapura.
Sejauh ini, belum ada pernyataan resmi dari Presiden China Xi Jinping mengenai detail kesepakatan ini. Namun, otoritas Beijing menyambut baik hasil perundingan dan berharap stabilitas perdagangan global dapat segera pulih.
Kesepakatan ini menandai titik balik baru dalam hubungan ekonomi dua kekuatan besar dunia, meski bayang-bayang konflik tetap belum sepenuhnya sirna. Dunia kini menanti, apakah 90 hari ke depan akan menjadi awal perdamaian permanen atau hanya sekadar jeda taktis dari perang dagang berkepanjangan.
(Redaksi)