SAMPIT, BEENEWS.CO.ID – Deru mesin perahu kecil memecah ketenangan air sungai di Desa Terantang, Kecamatan Seranau, Kabupaten Kotawaringin Timur. Di atasnya, beberapa sepeda motor berjejer rapi, sementara para penumpang duduk dengan wajah penuh harapan. Bagi Nuhar dan rekan-rekannya, momentum lebaran bukan sekadar perayaan, tapi juga rezeki yang datang berlipat.
Di hari-hari biasa, penghasilan mereka mungkin hanya ratusan ribu rupiah. Namun, saat lebaran tiba, lonjakan penumpang mendadak membuat kantong mereka lebih tebal. Dalam sehari, mereka bisa mengantongi lebih dari Rp1 juta.
“Alhamdulillah, lebaran ini penumpang ramai lagi. Sejak H-3 sampai sekarang H+5 lebaran, banyak orang yang menyeberang. Ada yang berbelanja, ada yang bersilaturahmi, dan ada juga yang ziarah ke makam keluarga,” tutur Nuhar, Jumat 4 Maret 2025.
Perahu-perahu kecil itu menjadi jembatan utama bagi warga Terantang dan sekitarnya. Dengan tarif Rp5.000 per motor, jasa mereka tak pernah sepi peminat. Alternatif jalan darat sebenarnya ada, namun kondisi jalan yang rusak membuat warga lebih memilih menyeberang sungai dengan perahu tradisional yang telah beroperasi puluhan tahun.
“Memang ada jalur darat lewat Seranau-Cempaga, tapi jalannya masih rusak parah. Jadi, banyak warga yang tetap setia menggunakan perahu,” imbuh Nuhar.
Peningkatan jumlah penumpang bukan hanya datang dari warga Terantang, tapi juga dari desa-desa tetangga seperti Batuah. Saat lebaran, arus penyeberangan meningkat drastis, membawa kebahagiaan bagi para penyedia jasa perahu yang bekerja siang dan malam tanpa kenal lelah.
Saat matahari mulai tenggelam, perahu-perahu itu masih mondar-mandir mengantarkan penumpang. Sesekali, gelak tawa terdengar dari mereka yang sedang menunggu giliran naik. Meski sederhana, kebahagiaan tetap terasa, baik bagi para penumpang yang bisa berkumpul dengan keluarga, maupun bagi para pemilik perahu yang merasakan berkah rezeki di momen lebaran ini. (AS)
