Ilustrasi ekspor. (Freepik/4045)
JAKARTA, BEENEWS.CO.ID – Direktur Program INDEF, Eisha Maghfiruha Rachbini, turut menganalisis potensi dampak ekonomi dari kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, yang menetapkan reciprocal tariff terhadap sejumlah negara, termasuk Indonesia sebesar 32%.
Eisha mengatakan bahwa kebijakan tersebut akan berdampak pada penurunan ekspor Indonesia ke AS secara signifikan, seperti tekstil, alas kaki, elektronik, furnitur, serta produk pertanian dan perkebunan, seperti minyak kelapa sawit, karet, dan perikanan.
“Secara teori, dengan adanya penerapan tarif, maka akan terjadi trade diversion dari pasar yang berbiaya rendah ke pasar yang berbiaya tinggi,” kata Esiha dalam pernyataannya, Kamis (3/4/2025).
Dengan demikian, kondisi tersebut akan berdampak pada makin tingginya biaya produksi. Lebih lanjut, akibatnya akan terjadi pelambatan produksi dan makin minimnya lapangan pekerjaan yang terjadi di Indonesia.
Oleh karena itu, menurut Eisha, pemerintah perlu melakukan negosiasi perdagangan dengan AS dengan segera agar dapat meminimalkan dampak tarif Trump bagi produk ekspor Indonesia ke AS.
“Kekuatan negosiasi diplomatik menjadi sangat krusial, dalam memitigasi dampak dari perang dagang dengan AS,” kata Eisha.