Gedung Pertamina. (Wikipedia)
JAKARTA, BEENEWS.CO.ID – Kasus korupsi tata kelola minyak yang melibatkan Pertamina senilai Rp193 triliun menjadi perbincangan hangat dua publik figur di media sosial. Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Hotman Paris saling melontarkan argumen masing-masing.
Baru-baru ini Ahok buka-bukaan mengenai kasus korupsi di Pertamina. Ia mengatakan bahwa lemahnya pengawasan di perusahaan BUMN tersebut membuat praktik korupsi jadi sering terjadi menyeret jajaran direksi.
Namun, perkataan Ahok diserang oleh pengacara Hotman Paris. Menurut Hotman, Ahok terlambat jika baru buka suara baru-baru ini. Menurutnya, Ahok bisa bertindak selama menjadi Komut Pertamina beberapa tahun lalu.
Pengamat hukum pidana Universitas Trisakti, Abdul Fickar hadjar, mengungkapkan bahwa dari perseteruan Ahok dan Hotman Paris, sosok Ahok bisa menjadi kunci karena yang bersangkutan pernah menjadi Komisaris Utama (Komut) Pertamina sejak November 2019 sampai Februari 2024.
“Keterangan Ahok menjadi penting karena dia pernah menjadi orang dalam di Komut. Karena itu seberapa pun pengetahuannya tentang Pertamina dan korupsinya menjadi penting untuk diketahui,” ujar Abdul kepada Beenews.co.id, Kamis (6/3/202).
“Karena itu Ahok wajib diperiksa,” tegas Abdul.
Sebelumnya, dalam sebuah wawancara, Ahok sendiri yang menyatakan bahwa dirinya siap diperiksa oleh Kejagung terkait kasus korupsi di Pertamina. Ia mengatakan akan senang membantu aparat penegak hukum untuk melanjutkan proses hukum.
Di samping itu, Abdul tetap menyoroti korupsi di Pertamina yang menurutnya sudah mendarah daging. Menurutnya, terungkapnya kasus korupsi Pertamina baru-baru ini hanya sebagian kasus dugaan korupsi di perusahaan BUMN tersebut.
“Pertamina siapa pun dirut dan komutnya, korupsi tetap ada. Ini korupsi sistemik. Karena itu, yang harus diubah sistem pengelolaan manajemen di Pertamina,” ujar Abdul.
Abdul yakin apabila Kejagung benar-benar meminta keterangan dari Ahok, maka akar masalah kasus ini bisa terungkap. “Ahok tahu banyak soal ini. Dari keterangannya nanti bisa membuat terang peristiwa. Juga bisa menjadi bahan untuk perubahan sisten pengelolaan di Pertamina,” ujarnya.
Abdul berharap keterangan Ahok tidak hanya mengungkap siapa saja aktor-aktor yang terlibat korupsi tata kelola minyak Pertamina. Ia juga ingin setelah kasus ratusan triliunan ini mencuat, ada perbaikan sistem pengelolaan di Pertamina.
“Dengan pengetahuannya [Ahok], kita berharap kasus Pertamina menjadi terang. Tidak hanya menangkap para pelaku korupsinya, tapi juga perbaikan sistemnya,” ujar Abdul.
(Yoga)