Singapura. (Freepik/freestockcenter)
JAKARTA, BEENEWS.CO.ID – Pengamat ketenagakerjaan asal Unviersitas Gadjah Mada (UGM), Tadjudin Noer Effendi, mengatakan bahwa fenomena banyaknya generasi muda Indonesia bekerja di luar negeri, seperti Singapura, menandakan minimnya lapangan kerja di Indonesia.
“Di dalam negeri tidak ada lapangan kerja karena investasi tidak masuk. Kita setiap tahun melahirkan kira-kira 2.500 orang yang baru selesai sekolah dan mau masuk pasar kerja. Itu enggak bisa tertampung karena tidak ada lapangan kerja,” kata Tadjudin kepada Beenews.co.id, Selasa (18/2/2025).
Singapura menjadi salah satu tujuan utama generasi muda Indonesia untuk bekerja. Bahkan, menurut Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan, antara tahun 2019 hingga 2023, rata-rata hampir 1.000 warga negara Indonesia (WNI) setiap tahun beralih menjadi warga negara Singapura.
Hingga Oktober 2024, tercatat sudah 978 orang yang melepaskan status WNI mereka untuk berpindah kewarganegaraan ke Singapura.“Ini respon generasi muda milenial melihat peluang di luar,” katanya.
“Kebetulan peluang di luar cukup banyak, terutama di negara-negara yang sudah mengalami penurunan angkatan kerja muda mereka, seperti Singapura, Taiwan, Jepang, Korea,” kata Tadjudin.
Menurut Tadjudin, banyak faktor yang menyebabkan minimnya lapangan kerja di Indonesia. Pertama, investor asin berinvestasi di dalam negeri karena tidak ada kepastian hukum yang tegas dan jelas.