Keterangan foto: Mantan Presiden Joko Widodo. (X/@jokowi)
JAKARTA, BEENEWS.CO.ID – PDI Perjuangan baru-baru ini mengumumkan pemecatan Jokowi sebagai kader partai berlambang banteng. Pemecatan tersebut tertuang dalam Surat Keputusan Nomor 1649/KPTS/DPP/XII/2024, yang ditandatangani oleh Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dan Sekretaris Jenderal Hasto Kristiyanto pada 4 Desember 2024.
Keputusan ini diambil karena Jokowi dinilai telah melakukan pelanggaran berat terkait etik dan disiplin partai. Disebutkan bahwa Jokowi dituduh menyalahgunakan kekuasaan dengan mengintervensi Mahkamah Konstitusi, yang dianggap menjadi awal dari kerusakan sistem demokrasi, hukum, serta moral-etika.
Menanggapi hal ini, Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar Alwi, menyatakan bahwa PDI Perjuangan tanpa Jokowi tidak akan berarti banyak. Menurutnya, keberhasilan PDI Perjuangan dalam tiga pemilu terakhir tidak terlepas dari pengaruh yang disebutnya sebagai “Jokowi Effect”.
“Tanpa Jokowi, PDIP bukan apa-apa. Dapat kursi terbanyak di DPR tiga kali beruntun itu juga sejak Jokowi populer. Sebelumnya? Ngga pernah. Megawati? Dia jadi presiden karena dipilih MPR, bukan rakyat secara langsung,” kata Haidar dalam keterangannya dikutip Selasa (17/12/2024).
Haidar menjelaskan, pada pemilu 2004, PDI Perjuangan hanya mampu berada di bawah Partai Golkar dengan perolehan suara 21.026.629 atau 18,53 persen. Lima tahun kemudian, di pemilu 2009, suara PDI Perjuangan anjlok ke posisi ketiga di bawah Partai Demokrat dan Partai Golkar, dengan total suara yang merosot menjadi 14.600.091 atau 14,03 persen.