Keterangan foto: Ilustrasi investasi. (Freepik)
JAKARTA, BEENEWS.CO.ID – Pakar ekonomi INDEF sekaligus Rektor Universitas Paramadina, Didik J. Rachbini, menyoroti penurunan tingkat investasi yang dialami oleh Indonesia beberapa tahun ke belakang, sementara negara-negara tetangga mengalami peningkatan.
“Terjadi tren anomali, di mana hampir semua negara, contohnya Malaysia, Vietnam, Thailand, mengalami peningkatan stock investasi dibanding persentasinya terhadap GDP, kecuali yang dialami oleh Indonesia yang justru alami penurunan,” ujar Didik dalam keterangannya dikutip Kamis (12/12/2024).
Didik mencatat bahwa penurunan stock investasi terjadi dua tahun sejak mantan Presiden Jokowi menjabat, atau lebih tepatnya pada 2016 silam. Pemerintah mencoba mendongkrak tingkat investasi dengan memunculkan UU Cipta Kerja pada 2020 lalu, yang diharapkan bisa meningkatkan investasi yang masuk ke dalam negeri.
“Tapi justru investasi kembali menurun pada 2020–2023,” ujar Didik.
Di samping itu, Didik juga menyoroti soal Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Indonesia yang menurun dari tahun ke tahun. ICOR adalah sebuah parameter ekonomi makro yang menunjukkan rasio antara investasi modal dengan hasil yang diperoleh.
“ICOR Indonesia juga dari tahun ke tahun menjadi relatif lebih tinggi dibanding negara-negara lain, mencerminkan ekonomi yang boros. Di mana investasi di Indonesia berbiaya tidak efisien,” ujar Didik.