JAKARTA, BEENEWS.CO.ID – Sosiolog Universitas Indonesia, Dr. Nadia Yovani, S.Sos., M.Si. mengatakan tidak mudah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat soal kesehatan seperti isu kental manis di tengah terus berkembangnya teknologi saat ini. Menurutnya, kampanye kesehatan harus memperhatikan aspek sosial agar berhasil.
“Perlu di akui bahwa teknologi itu dibuat untuk melayani kebutuhan masyarakat, bukan untuk mengubah kebiasaan masyarakat. Oleh karena itu, kampanye-kampanye kesehatan dan gizi harus memperhatikan kebiasaan masyarakat agar berhasil,” kata Nadia.
Guna menyukseskan kampanye, Nadia menyebut perlu kerja sama semua stakeholder. Selain itu kampanye perlu memperhatikan sejumlah hal seperti bahasa, nilai, hingga moral yang berlaku di masyarakat.
“Oleh karena itu ada tiga elemen saya pikir yang perlu diperhatikan, satu bahasa, kedua nilai dan norma, ketiga moral dan kebiasaan,” terang Nadia.
Sementara itu, Peneliti di Human Nutrition Research Centre (HNRC), dr. Davrina Rianda, sangat tidak merekomendasikan kental manis kepada anak. Menurutnya, hal tersebut sama saja memberikan minuman gula kepada anak.
“Kalau saya boleh bilang, enggak boleh [memberikan kental manis], karena ini sama saja memperkenalkan es teh kepada anak. Jadi mungkin kita melihat kental manis sebagai gula. Mungkin itu cara paling mudahnya,” Tutur Davrina.