Keterangan foto: Ilustrasi partai politik. (Shutterstock)
JAKARTA, BEENEWS.CO.ID – Rektor Paramadina, Didik J. Rachbini, melempar sorotan tajam terhadap parpol-parpol dalam iklim demokrasi masa kini. Ia mengindikasikan bahwa parpol-parpol saat ini lebih banyak memperjuangkan kelompok tertentu atau orang-orang dekat saja sebagai akibat dari ketiadaan demokrasi internal partai.
“Demokrasi internal tidak pernah disentuh. Seolah-olah itu adalah taken for granted yang terjadi di hulu/partai. Akibatnya partai politik saat ini lebih mirip perseroan terbatas atau milik keluarga. Jadi jika demokrasi internal dalam partai tidak ada, bagaimana mau masuk ke ranah publik secara luas?” kata Didik dalam keteranganny dikutip Sabtu (28/9/2024).
Alhasil, kata Didik, peran demokrasi itu kini justru dimainkan oleh tekanan-tekanan dari publik. Ia melihat tekanan-tekanan publik itu berupa sensor, skrining, atau saringan untuk membersihkan kotoran-kotoran kepentingan parpol.
“Namun jika tidak ada saringan itu, maka tidak bisa. Saringannya itu adalah check and balances, control publik, transparansi dan seterusnya,” kata Didik.
Didki menilai bahwa ketiadaan demokrasi internal partai muncul dan disebabkan oleh gerak-gerik politik para elit parpol itu sendiri. Ia melihat masih ada pandangan bahwa para elit politik merupakan titisan-titisan figur-figur besar di zaman dulu. Ia menyebut contoh Ketum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, yang kerap disebut sebagai titisan ayahnya, Presiden Soekarno.
