Dia juga menyoroti pentingnya penggunaan sistem peringatan dini yang sudah ada, seperti kentongan, toa masjid, lonceng gereja, dan sirine untuk menyampaikan peringatan dan instruksi evakuasi. “Kita hidup di negara yang rawan bencana, sehingga apapun bahayanya kita perkuat budaya sadar bencana agar kita siap untuk selamat,” lanjutnya.
Simulasi dan apel kesiapsiagaan menghadapi potensi megathrust telah dilaksanakan serentak di empat lokasi: di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat, dengan 600 personel di Gereja Phiniel; di Kabupaten Pandeglang, Banten, dengan 700 personel di Lapangan Kecamatan Carita; di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, dengan 700 personel di Tempat Evakuasi Sementara (TES) Pasar Wisata; serta di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, dengan 700 personel di Kantor Kelurahan Tegalkamulyan dan Politeknik Negeri Cilacap.
(Yoga)