Keterangan foto:
H.Supriyadi, M.T, Wakil Ketua DPD Partai Golkar Kalteng.
KOTIM, BEENEWS.CO.ID – Melihat fenomena politik nasional saat ini maka seluruh Parpol berbenah dalam menyikapi Pilkada di semua tingkatan.
Terbangunnya berbagai koalisi partai pengusung dan perubahan pasangan tidak terlepas dari dinamisnya politik di tahun 2024, hampir terjadinya gejolak bongkar pasang koalisi maupun pasangan para kandidat diakibatkan kebijakan politik nasional.
Berkaca dari persoalan tersebut maka tidak ada pemecatan terhadap kader atas beda dukungan dan pilihan.
Contohnya saat Jusuf Kalla mencalon sebagai wakil presiden Susilo Bambang Yudoyono Pilpres pada tahun 2004, H.Ruslan AS mendukung Sugianto Sabran, mendukung Muhammad Arsyad berseberangan dengan H.Supriyadi usungan Golkar, semuanya baik-baik saja dan tetap eksis dalam Golkar.
“Berkaca dari fakta dan data, beda dukungan dan pilihan serta usungan itu biasa dalam tubuh Partai Golkar, karenanya saya tegaskan kepada saudara MH.Rizal yang tidak memiliki kapasitas bicara dengan meminta Kader Golkar mundur atau dipecat sangat saya sayangkan,” kata H.Supriyadi, Wakil Ketua DPD Partai Golkar Kalteng, Kamis (5/09/2024).
“Saya menyayangkan pernyataan tersebut dimana itu adalah pernyataan pribadi bukan mencerminkan politik Partai Golkar sesungguhnya,” ujarnya.