Keterangan foto: Foto Anies Baswedan (Wikipedia)
JAKARTA, BEENEWS.CO.ID – Pengamat politik Yusak Farchan memaparkan hitung-hitungan kesempatan Anies Baswedan maju sebagai calon gubernur (cagub) pada Pilkada 2024 ini. Ia menilai bahwa majunya Anies masih menjadi perhatian Presiden Jokowi dan presiden terpilih Prabowo Subianto.
“Anies tidak boleh maju sebagai Gubernur Jakarta. Bisa jadi inilah yang dikompromikan kubu Jokowi, Prabowo dengan PDIP agar tidak mengusung Anies di Jakarta. Jokowi rela kehilangan Kaesang tapi tidak ingin kecolongan Anies menjadi Gubernur karena akan mengancam Gibran ke depan,” kata Yusak dalam keterangannya Jumat (23/8/2024).
Demikian juga Prabowo, kata Yusak, tidak masalah kursi Gubernur Jateng menjadi milik Luthfi (kandidat Jokowi), tapi tidak mau Anies hidup lagi kartunya sebagai jagoan PDIP di Pilgub Jakarta.
Yusak menilai bahwa pidato Mega saat pengumuman cakada tampak memberi syarat yang berat kepada Anies jika ingin diusung. ia melihat bahwa berharap Anies menjadi kader PDIP rasanya sulit karena gen politiknya berbeda. “Dukungan Mega ke Anies masih fifty-fifty saat ini,” katanya.
Lagi pula, Yusak melihat bahwa PDIP sudah berada di atas angin karena bisa mengajukan cagub cawagub sendiri. Tanpa mengusung Anies pun, PDIP masih berpeluang menang melawan RK-Suswono karena masih ada Ahok.
Yusak meyakini PDIP sedang berpikir bagaimana caranya mengusung kader sendiri tapi pendukung Anies tidak lari ke RK-Suswono. “Jadi mengapa DPR-Jokowi menyerah untuk tidak mengesahkan RUU Pilkada, bisa jadi karena kompromi bersama PDIP untuk tidak mengusung Anies,” katanya.
“Apapun konteksnya, manuver DPR tetap harus diwaspadai, jangan sampai jelang tanggal 27 Agustus, RUU Pilkada yang tidak mengakomodasi putusan MK jadi disahkan,” pungkas Yusak.
(Yoga)
