Ilustrasi: pekerja migran. (Shutterstock)
JAKARTA, BEENEWS.CO.ID – Siti Badriyah, dari Migran Care, menceritakan pengalamannya sebagai mantan pekerja migran di negara tetangga, Malaysia. Dengan mata berkaca-kaca, ia menuturkan bahwa selama bekerja di Malaysia dia banyak menerima perlakuan tidak menyenangkan.
Siti mengatakan bahwa dirinya banyak sekali mengalami perlakuan eksploitasi dan tindakan kekerasan dari mantan majikannya. Perlakuan itu dialaminya meskipun proses kerjanya melalui agen perusahaan yang resmi.
“Menjadi pekerja migran melalui jalur resmi pun rentan menghadapi banyak pelanggaran hak asasi manusia seperti tak digaji, bekerja terus menerus tanpa istirahat cukup, kemudian berganti majikan tanpa sepengetahuan pekerja, pelecehan seksual, dan pengabaian cukup panjang untuk menunggu keadilan,” tutur Siti dalam keterangannya Minggu (18/8/2024).
Penyintas yang kini menjadi advokat pembela pekerja migran nasional itu menyebutkan bahwa pemerintah seharusnya siap untuk melakukan follow up jika menerima laporan dari korban atau keluarga korban.
“Bayangkan masih banyak pekerja migran Indonesia yang mungkin menghadapi nasib yang buruk di negara lain,” katanya.
Siti menyebutkan terdapat beberapa kendala dalam melakukan advokasi melawan perdagangan orang. Siti menjelaskan.pengalamannya dan lembaganya menghadapi ancaman, termasuk peretasan handphone dan ancaman fisik terhadap dirinya dan organisasinya.