Keterangan foto:
Tasrifin purnawirawan TNI AD pegiat anti narkoba, yang pernah bertugas sebagai Dan Unit Intel Kodim 1015/Sampit.
KOTIM, BEENEWS.CO.ID – Apa yang akan terjadi jika suatu bangsa generasi mudanya kecanduan narkotika, karena terjerat narkoba. Jawabannya adalah pasti masa depan bangsa itu akan hancur.
Karena masa depan suatu bangsa itu tergantung dari generasi mudanya yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan berikutnya.
Ilustrasi ini disampaikan oleh Tasrifin seorang purnawirawan TNI AD yang juga seorang pegiat anti narkoba di Kotawaringin Timur, saat ditemui di kediamannya, Sabtu (4/05/2024).
“Apalagi kalau sampai ada kerabat dekat kita yang kecanduan narkoba, tentu hanya kesedihan mendalam yang akan kita rasakan,” ujarnya.
Hal semacam inilah yang menurutnya membuat ia merasa terpanggil untuk berbuat sesuatu untuk menyelamatkan generasi muda dari jerat narkoba.
“Saat ini saya bergabung di Komunitas Peduli Kotim, yang anggotanya terdiri dari berbagai profesi, seperti akademisi, jurnalis, tokoh adat, masyarakat umum, serta purnawirawan TNI AD, namun kami semua memiliki tujuan yang sama,” lanjutnya.
“Ada dua orang purnawirawan TNI AD di komunitas ini, saya dan Ahmad Yani yang juga pernah bertugas bersama saya di bagian intelijen,” ucapnya.
Menurutnya, melalui komunitas inilah dirinya bersama anggota yang lain mengajak serta seluruh lapisan masyarakat Kotawaringin Timur, untuk turut memerangi peredaran narkoba yang kian meresahkan.
“Dulu peredaran narkoba ini melalui jalur laut, tapi kini dengan terbukanya akses jalan negara maka peredaran narkoba marak melalui jalur jalan darat, apalagi sekarang sudah tembus Kalbar, Kalteng dan Kalsel,” ungkapnya.
“Melalui komunitas ini kami juga menghimbau kepada masyarakat kalau memang memiliki data dan bukti yang lengkap kami akan dampingi, dan kami akan koordinasikan dengan pihak berwenang yang menangani masalah narkoba,” ucapnya.
“Selanjutnya tentunya kami juga akan turut mengawasi serta mengawal bukti dan temuan itu sampai selesai proses hukumnya, tidak pandang bulu siapapun pelakunya,” tegas Tasrifin.
“Jangan hanya pemakai dan pengedarnya saja yang menjadi sasaran, tapi kalau tahu bandarnya kenapa tidak turut disikat, mari kita selamatkan anak cucu kita, masyarakat pun bisa menangkap pelaku narkoba, namun setelah itu serahkan ke pihak BNN ataupun pihak kepolisian,” jelas pria kelahiran Pantai Hambawang, Kalimantan Selatan ini.
Ia menyebutkan, kondisi di Kotim saat ini sudah darurat narkoba, karena peredarannya sudah merambah berbagai kalangan masyarakat, baik tua maupun muda, dari usia pelajar hingga pekerja.
“Para pelajar maupun para pekerja perkebunan dan pekerja tambang itu adalah pangsa pasar bagi para pelaku kejahatan narkoba, itu yang harus kita waspadai,” ujarnya.
“Meskipun telah purnawirawan saya bertekad dan berkomitmen untuk tetap mengabdikan diri saya bagi kepentingan masyarakat utamanya dalam hal pemberantasan narkoba, hingga saya tidak lagi mendengar tembakan salvo terakhir,” pungkas purnawirawan TNI AD dengan pangkat terakhir Peltu dan pernah bertugas sebagai Dan Unit Intel Kodim 1015/Sampit ini.
(Tim red)