Keterangan foto:
Kondisi Jalan Lingkar Selatan, Kotawaringin Timur, Kamis (22/02/2024)
KOTIM, BEENEWS.CO.ID – Memasuki musim penghujan, kondisi Jalan Lingkar Selatan atau Jalan Mohammad Hatta, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kotawaringin Timur, terpantau di beberapa titik berubah menjadi kubangan air bercampur lumpur.
Nurut (63) warga setempat yang rumahnya tidak jauh dari lokasi genangan air terparah di wilayah tersebut, mengatakan kondisi ini terjadi selain disebabkan oleh curah hujan yang tinggi juga karena saluran air di daerah tersebut tidak berfungsi dengan baik.
“Saluran air tidak jalan mas, jadi air surutnya lambat, disini ada dua titik yang paling parah, ketinggiannya sekitar 70 centimeter, makanya saya berinisiatif memasang rambu tanda darurat supaya angkutan berat yang melintas tidak mengalami kecelakaan,” ujarnya, Kamis (22/02/2024).
“Kalau mobil biasa atau sepeda motor dipastikan tidak bisa melintas karena dalamnya genangan air, kalau tetap nekat biasanya mogok karena mesinnya kemasukan air,” jelasnya.
Ia pun membuat jalan alternatif di sisi jalan yang tergenang tersebut agar kendaraan roda dua bisa lewat.
“Jalan alternatif itu saya buat agar pengguna sepeda motor bisa lewat, kasian kalau harus memutar, cukup jauh,” ucapnya.
Sementara itu, seorang sopir angkutan CPO Jono (45) yang dibincangi, mengatakan pasrah dengan kondisi jalan yang rusak dan berlubang ini.
“Kami tidak ada pilihan, angkutan berat harus melalui Jalan Lingkar Selatan ini,” ujarnya.
Ia mengaku terkadang malam hari terpaksa melewati jalan dalam kota untuk menghindari jalan yang rusak parah tersebut, meskipun resikonya harus kena tilang petugas apabila ketahuan.
“Kami kadang-kadang apabila malam hari nekat aja lewat dalam kota, ini kami lakukan untuk menghindari kecelakaan karena muatan yang berat, berapa kerugian yang harus kami tanggung apabila terbalik di jalan yang rusak tersebut, biarlah kena tilang petugas tidak apa,” ungkapnya.
Ia pun berharap, agar pemerintah melalui instansi terkait dapat segera memperbaiki jalan tersebut agar tidak bertambah parah karena dilalui angkutan berat 24 jam setiap hari.
Terpisah, Humas DPC Organda Kotim Iin Handayani, S.H, mengatakan kondisi jalan yang rusak ini sangat merugikan pengemudi dan pemilik perusahaan.
“Kasian sopir dan pemilik perusahaan, resikonya kalau melalui jalan rusak tersebut dan mobil terbalik maka kerugian bisa mencapai ratusan juta rupiah,” ujarnya.
“Menyikapi kondisi ini, tentunya pihak pemerintah daerah setempat bisa berkoordinasi dengan pihak provinsi untuk mencari solusinya, karena jalan ini adalah jalan provinsi,” kata Iin.
(Tim red)