BEENEWS.CO.ID – Di tengah berlangsungnya konflik antara Israel dan Hamas, warga Palestina di Jalur Gaza merayakan pergantian tahun dengan harapan dan kekhawatiran. Serangan udara Israel yang terus berlanjut telah memaksa banyak keluarga Palestina untuk mengungsi dan hidup dalam kondisi sulit.
Saat dilansir dari Reuters, Selasa (2/1/2024) Shaimaa al-Yazgi (26), seorang ibu empat anak, telah mengalami perpindahan tempat sebanyak 11 kali bersama keluarganya untuk menghindari serangan. Meskipun kini mereka tinggal dalam tenda sementara di Rafah yang menghadapi kelangkaan air, makanan, dan listrik, Shaimaa tetap mempertahankan optimisme. “Meskipun kami hidup dalam kondisi sulit dan harus menghadapi ketidakpastian setiap hari, ketika kami berhasil selamat dari setiap serangan Israel, saya merasa bahwa kami memiliki nasib yang beruntung,” katanya.
Sementara itu, Mohammed Abu Hamda, seorang pengungsi dari Beit Lahia, Gaza utara, menantikan kabar gencatan senjata antara Hamas dan Israel. Meski kehilangan rumah dan pekerjaan, dia berharap bisa kembali ke kampung halamannya dan merayakan tahun baru bersama keluarga.
Mariam al-Jamali, seorang remaja putri Palestina, merindukan perayaan tahun baru yang biasanya dihabiskan bersama keluarganya di jalanan. Saat ini, suasana sedih dan penderitaan sehari-hari menggantikan kegembiraan tersebut. Mariam berharap adanya terobosan dalam perundingan gencatan senjata untuk mengembalikan kehidupan normal di Gaza.