KOTIM, BEENEWS.CO.ID – Kapal besar terhambat beroperasi, pasalnya Sungai Mentaya di Kabupaten Kotawaringin Timur tidak memadai lantaran masih dangkal, dan menurut penelusuran beenews.co.id sudah pernah di janjikan pengerukan mulai jaman mantan bupati shd sampai bupati Halikinoor sekarang.
Manajer Dharma Lautan Utama (DLU) Cabang Sampit, Hendrik Sugiharto berharap, pemerintah setempat agar segera mengeruk Sungai Mentaya agar dapat segera dilalui oleh kapal besar.
“Kami berharap pemerintah segera melakukan pengerukan Sungai Mentaya ini,” ucapnya. Senin (20/11/2023).
Menurutnya, Keberadaan kapal besar itu nantinya dinilai mampu meningkatkan perekonomian di wilayah ini.
“Tentunya kapal besar ini menjadi harapan semuanya. Karena dengan adanya kapal-
kapal besar yang bisa masuk ke Sampit ini diharapkan berbagai kebutuhan itu akan lebih terjangkau dari sisi faktor perekonomian,” katanya.
Selain itu, menurutnya dengan beroperasinya kapal dengan kapasitas besar juga akan memudahkan beberapa pengiriman barang dari Jawa ke daerah itu. Dengan begitu harga barang di Kotim dapat bersaing.
“Pengiriman barang dari Jawa ke daerah itu. Dengan begitu harga barang di Kotim dapat bersaing,” jelasnya.
Disampaikannya, dari sisi penumpang, Sampit juga mendukung. Karena diketahui banyak perantau di willayah itu yang mencari kerja. Kotim sendiri memiliki 58 perusahaan besar swasta di bidang perkebunan Kerala sawit dimana sebagian besar pekerjanya dari luar daerah.
“Potensi ekonomi dari sisi penumpang juga berpengaruh. Minat orang bepergian dan melakukan usaha itu juga menjadi pilihan. Jadi dengan kapal besar itu pastinya akan hidup,” ucapnya.
Namun kendalanya saat ini, yakni alur sungai Mentaya tidak memadai lantaran masih dangkal, sehingga hanya kapal kecil yang dapat masuk. Padahal dari jarak sungainya kapal besar dapat masuk.
“Padahal kalau untuk Sampit ini seharusnya sudah kapal besar yang masuk bahkan kami dari DLU sudah menyiapkan kapalnya.
Namun karena karakteristik sungainya, kami tetap menggunakan kapal dengan kapasitas penumpang 750 orang. Sehingga kami harap pemerintah segera melakukan pengerukan sungai Mentaya ini,” pungkasnya.
(KTM)