Foto: 15 tokoh nasional mengunjungi kediaman Gus Mus (KH Mustofa Bisri) di Rembang, Jawa Tengah, Minggu (12 November 2023).
REMBANG, BEENEWS.CO.ID – Sejumlah tokoh bangsa baik budayawan, seniman, tokoh agama, dan tokoh masyarakat lainnya mengunjungi kediaman Gus Mus (KH Mustofa Bisri) di Rembang, Jawa Tengah, Minggu (12 November 2023).
Rapat ini disebut Majelis Permusyawaratan Rembang (MPR).Bahkan, sebelum pertemuan ini berlangsung, disebarkan selebaran yang berisi 15 tokoh nasional.Beberapa nama tokoh yang sedang mengikuti pertemuan tersebut antara lain Sinta Nuriyah Wahid, Goenawan Mohamad, Nasaruddin Umar, Frans Magnis-Suseno, Rhenald Kasali, Erry Riyana Hardjapamekas, Lukman Hakim Saifuddin dan lain-lain.
Dalam konferensi pers yang dihadiri secara online, Alif, Wakil MPR mengatakan, tujuan pertemuan tokoh bangsa dan Gus Mus adalah untuk bersama-sama menyampaikan beberapa hal terkait situasi saat ini.
Namun, mengutip puisi Gus Mus, Indonesia saat ini menghadapi situasi yang berbeda.
“Puisi ini menjadi isyarat bagi banyak orang, bahkan dalam bahasa Gus Mus, orang-orang yang berkarya dalam kebudayaan tertentu, dan diucapkan berkali-kali dalam banyak pertemuan, banyak perkumpulan yang berdebat, selalu menyebutkan bahwa itu seperti Dia mengatakan jika sudah saatnya kebudayaan di Indonesia menjadi panglima.”
Ia mengatakan, dari pertemuan ini, setidaknya ada dua hal yang perlu dilanjutkan.
Pertama, yang penting semua pihak harus prihatin : “Mahkamah Konstitusi sebagaimana dibuktikan oleh Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi, telah menyimpulkan adanya campur tangan eksekutif terhadap lembaga peradilan yudikatif.
“Kemudian ada situasi lain yaitu adanya ancaman terhadap prinsip pemilu yang jujur dan adil yang akan kita selenggarakan pada 14 Februari,” ujarnya.
Kedua, harus terus terjalin silaturahmi antar tokoh bangsa untuk berkontribusi bagi Indonesia di masa depan.
Hal ini dimaksudkan untuk memberi masukan kepada elite politik penguasa bahwa apa yang terjadi telah melukai perasaan masyarakat dan kondisi Indonesia sedang tidak baik.
“Hal inilah yang harus dilakukan oleh para tokoh budayawan, tokoh semua agama dan keyakinan, serta pembela demokrasi, pembela hak asasi manusia, bahkan yang bekerja di bidang pemberantasan korupsi,” jelasnya.
Silaturahmi dan pertemuan ini menjadi masukan-masukan, agar bisa disalurkan melalui jalur-jalur demokrasi agar kita sama-sama memberikan peringatan kepada aparat agar mereka juga mengingat diri mereka sendiri.
(Lauren)