BEENEWS.CO.ID – Pada Minggu (29/10/2023), Elon Musk mengumumkan bahwa Starlink, proyek satelit internet milik SpaceX, akan mendukung komunikasi di Jalur Gaza melalui “organisasi bantuan yang diakui secara internasional”. Hal ini memicu reaksi dari Menteri Komunikasi Israel, Shlomo Karhi, yang menyatakan keberatan atas tindakan tersebut.
Pemadaman telepon dan internet pada hari Sabtu 28 Oktober 2023 memisahkan penduduk Gaza dari dunia luar, membuat panggilan ke orang-orang terkasih, ambulans, atau kolega di tempat lain menjadi mustahil. Organisasi kemanusiaan internasional menyebut pemadaman listrik yang dimulai pada Jumat malam memperburuk situasi dan menghambat operasi penyelamatan jiwa serta kontak dengan staf lapangan.
Elon Musk menyatakan bahwa belum jelas siapa yang memiliki otoritas terkait jalur darat di Gaza, namun tidak ada terminal yang meminta sambungan di wilayah itu.
Terkait langkah ini, Menteri Komunikasi Israel, Shlomo Karhi, menegaskan bahwa Israel akan menggunakan segala cara untuk melawan hal ini. Ia menekankan kekhawatirannya bahwa Hamas, kelompok militan Palestina yang menguasai Jalur Gaza, mungkin akan memanfaatkannya untuk kegiatan teroris.
Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada bulan Februari 2022, satelit Starlink dilaporkan sangat penting untuk menjaga konektivitas internet di beberapa wilayah, meskipun terdapat upaya gangguan dari Rusia. Elon Musk telah menolak memperluas cakupan wilayah Krimea yang diduduki Rusia dan menolak mengizinkan satelitnya digunakan untuk serangan Ukraina terhadap pasukan Rusia di sana.
(Ayudia)