JAKARTA, BEENEWS.CO.ID – Bakal Calon Presiden (Bacapres) dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto telah menetapkan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka sebagai pendampingnya. Penunjukkan itu tentu menggemparkan dunia perpolitikan Indonesia.
Seperti diketahui, Gibran yang saat ini masih aktif sebagai Wali Kota Solo masih merupakan kader PDI-P aktif. Hal tersebut memantik tanda tanya sebagian kalangan bagaimana ketegasan sikap PDI-P ke depan.
Pengamat Politik Muhammad Gumarang mengatakan perlu melihat sikap PDI-P dalam beberapa waktu ke depan agar dapat makin mendapat memahami dengan jelas situasi perpolitikan tanah air saat ini.
Menurutnya, ada dua kemungkinan langkah PDI-P. yang pertama bermain dua kaki karena Gibran menjadi Bakal Calon Wakil Presiden (Bacawapres) Prabowo atau berseberangan dengan Jokowi.
“Kalau PDI-P tidak tegas, tidak memecat Gibran, maka ada kemungkinan PDI-P bermain dua kaki. Kalau mereka berani memecat itu baru menunjukkan PDI-P jelas mengambil posisi berseberangan,” kata Muhammad Gumarang.
Pada akhirnya jika PDI-P mengambil posisi berseberangan, maka dipastikan terjadi perang besar dalam perpolitikan nasional,khususnya antara PDIP dengan Jokowi yaitu akan terjadi rebutan pendukung secara terbuka diakar rumput, baik yang dinamakan kelompok Projo atau pendukung Jokowi Pilpres 2019.
Dia mengingatkan pola yang sama mungkin terjadi seperti yang dilakukan Jusuf Kalla (JK) pada Pemilu 2004 silam. Saat itu, JK menjadi wakil dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), padahal Golkar sebagai partainya telah mengusung nama lain yakni Wiranto dan Salahuddin Wahid.
“Bisa saja kalau kita lihat polanya seperti Jusuf Kalla di 2004,” ucap Gumarang.
(Fakhry)