Foto : Puing – puing bangunan Gereja Ortodoks yang di rudal Israel di jalur Gaza, Jumat 20 Oktober 2023.
BEENEWS.CO.ID – Sebuah gereja Ortodoks Yunani di Jalur Gaza yang terkena serangan udara Israel telah menjadi tempat perlindungan bagi warga sipil yang melarikan diri dari perang. Mereka yang selamat dari serangan ini mengatakan mereka kini tidak punya tempat untuk berlindung, terutama karena perang terus berkecamuk antara Hamas dan Israel.
“Ke mana saya harus pergi sekarang? Tidak ada tempat tinggal lagi,” kata seorang penyintas yang tidak disebutkan namanya, seperti dilansir Al Jazeera, Sabtu (21 Oktober 2023).
Sedikitnya delapan orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka dalam serangan terhadap sebuah gereja bernama St. Louis. Porphyrius di lingkungan al-Zaytoun di Kota Gaza. Gereja tersebut diserang pada Kamis (19 Oktober) waktu setempat.
Laporan kantor berita Palestina WAFA menyebutkan anak-anak dan perempuan termasuk di antara korban tewas, namun jumlahnya tidak disebutkan secara jelas. WAFA mengatakan jumlah kematian dan cedera bisa meningkat lebih banyak.
Mengutip sumber di lapangan, Kantor Berita Palestina melaporkan bahwa pemboman tersebut menyebabkan runtuhnya gedung Dewan Eksekutif Gereja, yang merupakan rumah bagi beberapa keluarga Palestina, termasuk umat Kristen dan Muslim, yang mengungsi di gereja-gereja ketika serangan Israel terus berlanjut.
Sebuah video yang diposting oleh jejaring sosial Arab Al Jazeera menunjukkan dua korban terluka dibawa dengan ambulans ke pusat medis di Gaza.
Reaksi keras datang dari Patriarkat Ortodoks Yerusalem atas pengeboman gereja di Jalur Gaza tersebut, yang menyampaikan ‘kecaman paling keras’.
“Menargetkan gereja-gereja dan lembaga-lembaganya, serta tempat perlindungan yang mereka sediakan untuk melindungi warga yang tidak bersalah, terutama anak-anak dan perempuan yang kehilangan rumah karena serangan udara Israel terhadap wilayah permukiman selama 13 hari terakhir, merupakan kejahatan perang,” tegas Patriarkat Ortodoks Yerusalem dalam pernyataannya.
(Lauren)