Play Video

Gawat!! Kualitas Udara Jogja Memburuk, Warga Dihimbau Gunakan Masker

YOGYAKARTA, BEENEWS.CO.ID – Kualitas udara di Kota Jogja mengalami penurunan akibat adanya partikel debu atau P2.5. Jumlah partikel ini lebih besar atau melebihi angka 50 menurut Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU).

 

Padahal, sebelum Agustus, partikel debu di Jogja bagus dengan angka ISPU di bawah 50.

 

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jogja menjelaskan, penyebab utama peningkatan pencemaran partikulat adalah musim kemarau yang berkepanjangan. DLH Menghitung  menggunakan sistem pemantauan kualitas udara “AQMS” juga menunjukkan parameter  kualitas udara lainnya. Parameter gas termasuk ozon, nitrogen dioksida dan sulfur dioksida tetap berada pada tingkat yang baik.

 

Sementara itu, parameter cuaca seperti tekanan atmosfer, kelembapan, dan suhu juga dalam kondisi baik.

 

Perhitungan terbaru DLH Jogja dilakukan dengan menggunakan mobil uji kualitas lingkungan di 4 lokasi yakni Jl. Kemasan, Jl Cendana, Tamansari dan Tugu juga masih menunggu hasilnya keluar.

Baca Juga :  Kerusaan Jalan Lingkar Selatan Makin Parah, Sopir : "Jangan Sampai Menunggu Ada Korban Baru Diperbaiki"

 

Intan Dewani, analis politik DLH dari kota Jogja, menjelaskan: “Kemungkinan besar hasilnya akan mirip, bahkan jika terjadi peningkatan partikel debu P2.5 maka kualitas udara di kota Jogja akan menurun” . Rabu (27 September 2023).

 

Intan menjelaskan, selain faktor cuaca, peningkatan  debu juga disebabkan oleh lalu lintas dan industri.“Karena memang  kendaraan  juga mengeluarkan partikel polusi ke udara, namun penyebab utamanya masalah cuaca yang memasuki musim kemarau,” jelasnya.

 

DLH Jogja, akan terus memperkuat pemantauan dan pengukuran kualitas udara sehingga dapat diketahui langkah mitigasinya.

 

“Sebelumnya ada AQMS yang melakukan pengukuran secara real time, namun jaraknya dibatasi 5 km,” ujarnya. Saat ini, memiliki fasilitas pengujian lingkungan  dapat memperluas cakupan pemantauan dan pengukuran.”

 

Jangkauan pengukuran kualitas udara perlu diperluas karena setiap titik bisa saja memiliki kualitas udara yang berbeda, jelas Intan. “Semakin komprehensif pengukurannya, semakin banyak pilihan  yang tersedia untuk langkah-langkah mitigasi yang efektif,” katanya.

Baca Juga :  Ruko Tiga Lantai di Kota Medan Terbakar, Satu Orang Meninggal Dunia

 

Intan mengatakan, peningkatan kualitas udara di Jogja bisa dilakukan dengan berbagai cara.

 

“Itu tergantung parameter  yang menyebabkan penurunan kualitas dan penyebabnya. “Mengingat kondisi cuaca saat ini, tentu tidak banyak yang bisa dilakukan, namun penting untuk memastikan kendaraan  tidak mengeluarkan banyak emisi,” ujarnya.

 

 

Memburuknya kualitas udara di Jogja juga menyebabkan peningkatan jumlah penderita infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Data layanan kesehatan menunjukkan jumlah penderita ISPA meningkat 40% pada Agustus dan September.

 

Dinkes Jogja menyebut  peningkatan tersebut disebabkan musim kemarau berkepanjangan yang berdampak langsung pada kesehatan masyarakat. Untuk mengantisipasinya, Kementerian Kesehatan meminta masyarakat mulai menggunakan masker dan menjaga stamina tubuh.

(Lauren)

Lihat Berita Terkait

Play Video
Play Video
Play Video

Bukan HOAX Share Yuk!!!

Bagikan berita kepada kerabat dan teman di chat atau sosial media!

Share on facebook
Share on whatsapp
Share on twitter
Share on email

Berita yang mungkin anda suka!