Namun tidak dapat dipungkiri terdapat potensi risiko dan ketegangan pada masa pemilu. Menurut Jokowi, hal tersebut merupakan hal yang lumrah dalam lima tahun proses politik. “Masyarakat tidak boleh terpecah belah karena pemilu dan massa. Dalam negara demokrasi, perbedaan pilihan adalah hal yang wajar. “Beda pilihan itu wajar, menang dan kalah juga wajar,” jelasnya.
Mantan Wali Kota Solo ini mengatakan, pemilu menjadi momen untuk organisasi pemuda untuk berperan seperti Pemuda Muhammadiyah. Jokowi tidak ingin perdamaian dan persatuan negara terkoyak akibat pemilu. Sebelum meninggalkan panggung, Presiden Jokowi menyempatkan diri menyapa para anggota Kokam yang sudah berbaris di lapangan. Ia pun berfoto bersama ribuan anggota Kokam di lapangan.
(Lauren)