KOTIM, BEENEWS.CO.ID – Selasa (5/9/2023) sejak pagi hingga sore si jago merah terus melahap kawasan di Jalan Pramuka. Titik api juga semakin banyak karena kemunculan api tidak hanya terjadi pada hari ini melainkan sudah dua minggu sebelumnya. Kondisi api yang melahap hingga ke dalam tanah menyebabkan pemadaman tak kunjung selesai.
“Semua di sekitar sini ada titik api semua, Jalan Nusantara, Logito, Ngawadiun Kawi. Kita mau jalan aja susah karena asap yang terus mengepul. Terlebih lagi di sini tanah gambut. Kondisi tanah gambut ini kalau cuma sekedar disiram dan tidak disuntik air, api tidak akan bisa padam,” pungkas Pak Agus selaku lurah Sawahan.
Kondisi tersebut diperparah ketika akses terhadap air untuk pemadaman api yang sangat sulit. Kemarau panjang menyebabkan sumber air di parit-parit sekitar Jalan Pramuka menjadi kering. Suplai air PDAM pun juga tidak dapat memenuhi kebutuhan air untuk pemadaman api yang makin banyak.
“Tadi ada pemadam, tapi tidak mampu mengatasi semuanya karena keterbatasan air juga. Untuk alat pemadaman ini perlu sumber air yang banyak tidak bisa cuma sedikit, PDAM juga tidak bisa mensuplai semuanya. Tandon yang beratus liter itu 20 menit saja sudah bisa habis,” tambah Agus.
Kelurahan Sawahan berupaya merangkul dinas-dinas terkait seperti Manggala Akni, BPBD, dan dinas-dinas lain untuk membantu proses pemadaman api dengan penyuplaian air. Sementara yang melakukan pemadaman di lapangan berasal dari petugas pemadam kebakaran. Ia hanya berharap kepada berbagai pihak untuk saling bergotong royong dalam menyelesaikan permasalahan api di kawasan Jalan Pramuka ini.
Terlihat di lokasi kejadian, tim Bee News melihat adanya keterlibatan dari instansi kepolisian yang juga turut memantau proses pemadaman api.
Sebagai upaya sementara, tim pemadam kebakaran yang beranggotakan 8 orang memanfaatkan air parit yang masih tersedia meskipun dalam jumlah yang sedikit. Namun setidaknya hal itu dapat meminimalisir api semakin membesar.
(Riyadh)