KOTIM, BEENEWS.CO.ID – Salah satu ikon kota Sampit ialah Pusat Perbelanjaan Mentaya (PPM) atau biasa disebut dengan pasar PPM. Bangunan besar dan megah yang terletak di tepi sungai Mentaya membuat pasar ini menjadi kebanggaan masyarakat Kotim. Namun dalam beberapa tahun terakhir, aktivitas di pasar PPM mulai sepi. Tak sedikit pedagang yang terpaksa menutup tokonya dengan alasan sepi pembeli, terlebih lagi ketika Sampit dilanda pandemi Covid-19.
“Yang sangat menurun ialah penjualan pakaian perempuan. Untuk pedagang yang menjual pakaian laki-laki mungkin masih bisa bertahan.” ucap Rita (02/09/23) salah satu pedagang.
Menurutnya hal ini dikarenakan maraknya pedagang pakaian yang sekarang berjualan di rumah ditambah lagi jual beli online.
“Karena sekarang sudah ada toko serba, belum orang-orang juga senang membeli barang lewat online” tambahnya.
Begitu pula dengan Sanah, ia mengaku bahwa beberapa tahun terakhir aktivitas penjualan, khususnya pakaian di pasar PPM sangat menurun.
“Biasanya pasar PPM menjadi tujuan utama karyawan sawit. Namun sekarang sudah ada tempat perbelanjaan yang lain” ucapnya.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Rabiatul ia berhenti menjadi pedagang PPM dikarenakan sepi pembeli. “Keuntungan dari penjualan, sangat pas membayar sewa toko, bahkan tidak cukup.”