“Ketika Anda keluar, Anda mulai merasa sesak napas. Rasanya seperti ada sesuatu yang nyangkut di tenggorokan Anda,” kata Alba Gil, 37, penduduk desa La Esperanza di mana otoritas memerintahkan orang untuk tinggal di rumah karena asap tebal. Dia dan keluarganya tetap terjaga hingga pukul 4 pagi khawatir tentang kobaran api di pegunungan.
Suhu yang ekstrem dan kondisi kering selama musim panas ini telah berperan dalam memicu kebakaran hutan yang sangat parah di wilayah Eropa dan Kanada bagian barat. Di samping itu, pulau Maui di Hawaii juga mengalami kebakaran hutan yang telah menyebabkan setidaknya 106 korban jiwa, mengakibatkan puluhan ribu orang harus mengungsi, dan merusak kota resor bersejarah Lahaina.
Para ilmuwan mengatakan perubahan iklim, yang disebabkan oleh penggunaan bahan bakar fosil, telah menyebabkan kejadian cuaca ekstrem yang lebih sering dan lebih kuat.
Pekan lalu, gelombang panas yang melanda Kepulauan Canary telah menyebabkan banyak wilayah mengalami kekeringan yang signifikan, meningkatkan potensi terjadinya kebakaran hutan.
Otoritas memperingatkan bahwa kobaran api yang meluas dapat menyebabkan evakuasi dan pembatasan lebih lanjut, dan mengadvokasi agar masyarakat tetap memantau peringatan layanan publik. Sampai saat ini, 3.820 orang diinstruksikan untuk tinggal di rumah hingga besok, kata kepala perlindungan sipil Montse Roman.