Yogyakarta Darurat Sampah, Berdampak Buruk bagi Pariwisata
YOGYAKARTA, BEENEWS.CO.ID – Penutupan TPST Piyungan berdampak pada penumpukan sampah di beberapa ruas jalan di Kota Jogja. Situasi ini dikhawatirkan akan berdampak negatif terhadap lingkungan pariwisata.
Deddy Pranowo, Pemimpin Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Yogyakarta, mengatakan, masalah sampah yang ditemukan di sejumlah ruas jalan di DIY mempengaruhi brand image pariwisata DIY.
“Persoalan ini harus segera diselesaikan oleh pemerintah daerah, karena sampahnya ada di pinggir jalan dan itu juga menghambat brand image tempat wisata kita,” ujarnya, Senin (7/8/2023).
Hingga saat ini, menurut Deddy, sekitar 480 hotel dan restoran yang tergabung dalam PHRI DIY telah menerapkan pengelolaan sampah secara mandiri. “Salah satu standar operasional prosedur [SOP] untuk sertifikasi hotel dan restoran adalah titik pengelolaan sampah, jadi pemilahan [sampah] dan kemudian menggunakan biopori sudah banyak diadopsi oleh [anggota] PHRI. Sekarang anggota PHRI DIY, sebelum ada darurat sampah, mereka sudah memilah sampahnya, karena sebelumnya tidak akan lulus sertifikasi,” ujarnya.
Menurut Deddy, pemisahan sampah organik dan anorganik dilakukan sebelum darurat sampah melanda DIY. Selama ini sampah anorganik dikelola melalui bank sampah yang dikelola masyarakat setempat, sedangkan sampah organik dikelola melalui biopori.