BEENEWS.CO.ID – Serangan bom bunuh diri di Pakistan yang menargetkan rapat umum politik kelompok agama garis keras telah menewaskan 56 orang, menurut pernyataan pejabat pemerintah pada Selasa (1/8/2023).
Saat dilansir dari Reuters, korban tewas akibat serangan Minggu di distrik Najaur, dekat perbatasan dengan Afghanistan, diperkirakan akan bertambah. Anwar-ul-Haq, wakil komisaris kawasan tersebut, mengatakan hal ini.
Kelompok ISIS telah mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut yang menargetkan pertemuan partai Jamiat Ulema Islam-Fazl (JUI-F). Meskipun JUI-F dikenal memiliki hubungan dengan ekstremis garis keras, partai tersebut mengecam milisi yang berusaha menggulingkan pemerintah.
Partai JUI-F merupakan bagian dari koalisi yang dipimpin oleh Perdana Menteri Shehbaz Sharif, yang saat ini sedang mempersiapkan pemilu yang dijadwalkan akan diselenggarakan pada bulan November.
Sharif mengecam keras ledakan tersebut, terutama karena terjadi setelah beberapa bulan ketegangan politik dan krisis ekonomi. Ia menyebut serangan ini sebagai upaya untuk menghancurkan proses demokratik.
Kantor berita yang berafiliasi dengan ISIS, yaitu Amaq, menyebutkan bahwa serangan tersebut dilakukan karena mereka menilai demokrasi sebagai musuh Islam.
“ISIS melancarkan serangan tersebut sebagai bagian dari perang mereka untuk menghadapi ‘demokrasi’, yang menurut pandangan mereka merupakan rezim yang menentang Islam dan bertentangan dengan ajaran Tuhan,” kata Amaq.