BEENEWS.CO.ID – Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, mengatakan bahwa Ukraina akan mendapatkan “pesan positif mengenai jalur keanggotaan” pada hari Selasa (11/7/2023), saat para pemimpin aliansi tersebut bertemu untuk membahas akibat dari invasi Rusia yang membawa perang ke depan pintu mereka.
Pertentangan di antara 31 anggota aliansi militer Barat mengenai masuknya Ukraina berarti tidak akan ada undangan langsung bagi Kiev untuk bergabung, sesuatu yang dikatakan oleh Moskow, penguasa era Soviet negara tersebut, sebagai ancaman terhadap keamanan nasionalnya.
Saat dilansir dari Reuters, Stoltenberg mengatakan Kiev akan mendapatkan bantuan militer lebih banyak dan pelonggaran kondisi resmi untuk bergabung dalam format kerja sama baru dengan aliansi tersebut, dengan Dewan NATO-Ukraina yang akan mengadakan sesi pertamanya pada hari Rabu.
“Saya yakin ini akan menjadi pesan positif dan kuat mengenai Ukraina dan jalur ke depan keanggotaan,” kata Stoltenberg beberapa jam sebelum menjadi tuan rumah pertemuan puncak di ibu kota Lithuania.
Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat, Jake Sullivan, juga mengatakan bahwa pertemuan tersebut akan mengirimkan “sinyal positif” mengenai usaha keanggotaan Kiev. Diplomat-diplomat tersebut merasa optimis karena para negosiator mendekati kesepakatan akhir.
Pertemuan puncak ini juga akan menyetujui rencana komprehensif NATO pertama sejak berakhirnya Perang Dingin untuk mempertahankan diri dari serangan apapun dari Rusia.
Moskow mengkritik pertemuan dua hari ini sebelumnya. Menurut kantor berita RIA, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, memprediksi bahwa ini akan menjadi “pertunjukan yang penuh warna dengan tradisi terburuk manipulasi Barat”.
Meskipun anggota NATO sepakat bahwa Kiev tidak dapat bergabung selama perang berlangsung, mereka tidak sepakat mengenai seberapa cepat itu bisa terjadi setelah perang berakhir dan di bawah kondisi apa.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, yang dijadwalkan hadir dalam pertemuan di Vilnius, telah mendorong NATO untuk memberikan negaranya jalur keanggotaan yang jelas sehingga dapat bergabung segera setelah perang berakhir.
Anggota NATO di Eropa Timur telah mendukung pendirian Kiev, dengan berargumen bahwa membawa Ukraina di bawah payung keamanan kolektif NATO adalah cara terbaik untuk mencegah Rusia menyerang lagi.
Negara-negara seperti Amerika Serikat dan Jerman lebih berhati-hati, khawatir terhadap langkah apapun yang mereka takutkan dapat melibatkan NATO dalam konflik langsung dengan Rusia dan berpotensi memicu perang global.
(Ayudia)