BEENEWS.CO.ID – Sebanyak 25 tentara penjaga perdamaian NATO yang sedang bertugas di tiga balai kota di utara Kosovo mengalami luka-luka dalam bentrokan dengan para pengunjuk rasa di Serbia.
Presiden Serbia juga menaikkan tingkat kewaspadaan tempur pasukan militer negaranya ke level tertinggi, Senin (29/5).
Kosovo Force (KFOR), pasukan penjaga perdamaian yang dipimpin NATO di Kosovo, mengutuk kekerasan tersebut.
Dalam menghadapi kelompok massa yang sangat aktif, sejumlah tentara dari kontingen KFOR Italia dan Hungaria diserang secara tidak beralasan dan mengalami cedera serius, termasuk patah tulang dan luka bakar akibat ledakan.
Saat dilansir dari Reuters, Menteri Pertahanan Hungaria, Kristof Szalay-Bobrovniczky, menyatakan bahwa 7 tentara Hungaria mengalami luka serius dan akan dibawa ke Hungaria untuk mendapatkan perawatan.
Dia juga mengatakan bahwa total dari 20 tentara mengalami luka dalam bentrokan tersebut. Tentara Italia juga mengalami luka.
Giorgia Meloni dari Italia mengecam tindakan tersebut sebagai tidak dapat diterima dan tidak bertanggung jawab.
“Penting sekali untuk menghindari tindakan sepihak lebih lanjut dari pihak berwenang di Kosovo, dan semua pihak yang terlibat harus segera menarik diri untuk meredakan ketegangan,” ujarnya.
Presiden Serbia, Aleksandar Vucic, menyatakan bahwa ada 52 korban yang mengalami luka-luka, dengan tiga diantaranya mengalami luka serius.
Presiden Kosovo, Vjosa Osmani, menuduh Aleksandar Vucic, presiden Serbia, sebagai dalang destabilisasi di Kosovo.
“Kelompok ilegal Serbia yang telah berubah menjadi geng kriminal telah melakukan serangan terhadap polisi Kosovo, pasukan KFOR (penjaga perdamaian), dan jurnalis. Mereka yang melaksanakan perintah dari Vucic untuk mengganggu stabilitas di utara Kosovo, harus dipertanggungjawabkan secara hukum,” ucapnya.
Vucic menuduh Perdana Menteri Kosovo, Albin Kurti, sebagai pihak yang menciptakan ketegangan.
Dia telah mengimbau orang-orang Serbia yang berada di Kosovo untuk menghindari bentrokan dengan tentara NATO.
Situasi tegang ini berkembang setelah walikota etnis Albania dilantik di daerah mayoritas Serbia di utara Kosovo setelah boikot yang dilakukan oleh Serbia terhadap pemilihan tersebut.
Tindakan ini membuat Amerika Serikat dan sekutunya mengkritik Pristina pada hari Jumat lalu.
Para demonstran Serbia di Zvecan melemparkan gas air mata dan granat kejut ke tentara NATO.
Penduduk Serbia di kota tersebut juga terlibat dalam bentrokan dengan polisi di Zvecan dan melakukan grafiti huruf “Z” pada kendaraan-kendaraan NATO menggunakan cat semprot, mengacu pada simbol yang digunakan Rusia dalam konflik di Ukraina.
Di Leposavic, dekat perbatasan dengan Serbia, pasukan penjaga perdamaian Amerika Serikat dengan perlengkapan anti huru-hara memasang kawat berduri di sekitar balai kota untuk melindunginya dari ratusan massa Serbia yang marah.
Beberapa saat kemudian, massa pengunjuk rasa melemparkan telur ke mobil yang baru diparkir milik walikota Leposavic.
“Vucic, yang juga merupakan panglima tertinggi angkatan bersenjata Serbia, meningkatkan kewaspadaan tempur pasukan militer negaranya ke level tertinggi,” kata Menteri Pertahanan Milos Vucevic.
(Ayudia)