Tiga belas mayat telah dipindahkan ke Georgetown, ibukota, untuk proses identifikasi DNA.
Hampir 30 anak lainnya sedang menjalani perawatan di rumah sakit.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan, Priya Manickchand, enggan mengomentari atau membahas keterlibatan siswa dalam kejadian tersebut.
Menanggapi dugaan bahwa asrama tidak dilengkapi sistem alarm kebakaran modern dan siswa tidak dilatih dalam latihan pemadam kebakaran, Manickchand mengatakan kepada Reuters, “Semuanya sedang dalam penyelidikan dan laporan akan dikeluarkan setelah itu selesai. Yang harus dihasilkan dari ini adalah perbaikan di sektor ini.”
“Spesialis luka bakar, psikiater, dan staf medis lainnya sedang merawat anak-anak yang terluka dan keluarga mereka,” tambahnya.
Seorang anak laki-laki berusia lima tahun, yang merupakan anak dari pengurus asrama, adalah korban termuda.
Sementara itu, seluruh korban lainnya adalah gadis-gadis, termasuk beberapa saudara kandung dan setidaknya satu pasangan anak kembar.
Setelah mengunjungi rumah sakit Mahdia, Presiden Irfaan Ali bertemu dengan beberapa orang tua korban pada hari Senin dan mengumumkan bahwa akan ada tiga hari berkabung nasional.
(Ayudia)