Play Video

G-7 Membahas Konflik Ukraina dan Ketahanan Pangan Global dalam Pertemuan di Miyazaki Jepang

BEENEWS.CO.ID – Sebagai menteri pertanian dari kelompok G-7, mereka mengutuk tindakan perang Rusia terhadap Ukraina dan dampak konflik tersebut terhadap ketahanan pangan global.

 

Selain itu, mereka sepakat untuk membantu industri pertanian di Kiev dengan berbagi pengetahuan tentang penghapusan ranjau lahan pertanian dan membangun kembali infrastruktur.

 

Dalam komunike yang dikeluarkan pada pertemuan mereka selama dua hari di Miyazaki, Jepang, para menteri membahas cara untuk mengatasi tantangan global seperti perubahan iklim dan pandemi Covid-19 yang mempengaruhi sistem pangan dunia.

 

Mereka mengakui bahwa meningkatkan ketahanan pangan yang tangguh dan berkelanjutan sangat penting.

 

Saat dilansir dari Kyodo-OANA, Minggu (23/04/2023), para menteri G-7, yang mewakili Inggris, Kanada, Jerman, Prancis, Italia, Jepang, dan Amerika Serikat (AS), serta Uni Eropa, juga menyatakan keprihatinan mereka atas dampak buruk konflik.

 

Perubahan yang tidak stabil dalam produksi pangan dan penurunan keanekaragaman hayati yang terus berlangsung dalam skala besar berdampak pada kesehatan ekosistem, termasuk kesehatan tanaman, air, dan tanah.

Baca Juga :  Ketegangan Meningkat antara Presiden Argentina dan IMF saat Protes Meluas

 

Menurut survei FAO tahun 2021, ekspansi pertanian bertanggung jawab atas hampir 90 persen deforestasi global, dengan lebih dari separuh hutan hilang karena diubah menjadi lahan pertanian dan 40 persen menghilang karena penggembalaan ternak.

 

Menteri-menteri juga telah mengumumkan rencana tindakan yang terpisah, yang dikenal sebagai Aksi Miyazaki, sebagai tanggapan atas masalah-masalah yang kompleks dihadapi oleh sistem pangan global.

 

Rencana tersebut membahas tantangan jangka pendek, seperti konflik internasional dan virus korona, sambil fokus pada tujuan jangka panjang untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengembalikan keanekaragaman hayati yang telah hilang.

 

Di antara poin-poin dalam rencana tersebut adalah untuk mendiversifikasi rantai pasokan dengan mengeksplorasi cara-cara untuk meningkatkan sistem pangan lokal, regional, dan global, memanfaatkan sumber daya pertanian yang berkelanjutan dan memfasilitasi perdagangan.

Baca Juga :  Malaysia Laporkan Korban Heatstroke, 2 Bocah Meninggal

 

Pada saat pertemuan tersebut, Menteri Pertanian Jepang Tetsuro Nomura menjalankan diskusi bilateral dengan menteri pertanian dari negara-negara G-7 dan beberapa lembaga internasional.

 

Mencapai kesepakatan dengan Menteri Pertanian AS dan Kanada untuk menjalankan dialog secara teratur guna saling bertukar informasi tentang kemajuan pertanian berkelanjutan serta peningkatan produktivitas.

 

Terkait dengan isu Jepang, ia menekankan kepada Komisaris Uni Eropa untuk Pertanian, Janusz Wojciechowski, untuk mencabut batasan pada produk-produk seperti makanan laut dan jamur liar dari daerah timur laut Prefektur Fukushima yang terkena dampak bencana nuklir di Pembangkit Listrik Fukushima Daiichi, ketika terjadi gempa bumi dan tsunami pada tahun 2011.


Kenaikan produksi di sektor pertanian bukan menjadi topik utama dalam pembahasan G-7, terutama karena beberapa negara tidak menganggapnya sebagai prioritas utama.

(Ayudia)

Lihat Berita Terkait

Play Video
Play Video
Play Video

Bukan HOAX Share Yuk!!!

Bagikan berita kepada kerabat dan teman di chat atau sosial media!

Share on facebook
Share on whatsapp
Share on twitter
Share on email

Berita yang mungkin anda suka!