Kondisi kawasan Terowongan Nur Mentaya, Jalan Cilik Riwut, Sampit, saat siang hari
KOTIM, BEENEWS.CO.ID – Sejatinya kawasan Terowongan Nur Mentaya di Sampit, Kotawaringin Timur (Kotim), akan dijadikan sentra kuliner saat diresmikan pertama kali oleh Bupati Kotim, Halikinnor.
Kawasan ini dinilai strategis untuk melakukan bisnis kecil-kecilan, seperti berjualan makanan ringan dan minuman.
Namun kini kawasan tempat bersantai tersebut bertambah kumuh dengan bermunculannya para pedagang yang masing-masing membangun warungnya.
Selain itu pula faktor penunjang lainnya, seperti tempat pejalan kaki (trotoar), pembatas jalan, hiasan tanaman bunga atau penghijauan, kebersihan gorong-gorong tidak memperlihatkan kualitas estitika (keindahan) dan kenyamanan serta keamanan, termasuk tata kelola parkir yang masih semrawut.
“Bahkan banyak warung yang dibangun di atas saluran drainase, bangunan jadi tidak teratur, terkesan suka-suka,” kata Taufik, warga setempat, Minggu (16/04/2023).
Meskipun disekitar kawasan tersebut sudah dipasang spanduk himbauan larangan membangun di atas saluran drainase, namun tidak diindahkan oleh para pemilik warung.
“Kalau siang hari warung-warung tersebut tertutup dengan terpal jadi kelihatan jelek, belum lagi sisa sampah pengunjung yang berserakan kemana-mana hingga menimbulkan bau tidak sedap,” ujarnya.
Menurutnya, agar warung kuliner di kawasan ini terlihat bersih dan rapi, Pemkab setempat mestinya membangunkan warung secara serentak dan seragam, dengan begitu lokasi yang sering dikunjungi masyarakat ini menjadi tidak kumuh lagi.
“Jika tertata dengan baik, bersih dan rapi, maka kunjungan masyarakat akan semakin meningkat dan bisa menjadi sumber ekonomi bagi para pedagang,” ucapnya.
Jadi dalam hal ini nampaknya Pemkab Kotim hanya bisa menghabiskan dana untuk membangun proyek, namun masih sangat lemah dalam pengelolaan yang baik dan berkualitas, khususnya untuk kelangsungan Terowongan Nur Mentaya sebagai kawasan ikon wisata Kota Sampit.
(Tbk)