KM Kendhaga Nusantara 5, Salah Satu Kapal yang Digunakan dalam Mengantar 1.600 Ton Beras ke NTT via Tol Laut
JAKARTA, BEENEWS.CO.ID – Pemerintah terus bergerak untuk menangani krisis beras yang tengah terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dimana akibat krisis tersebut, terjadi kelangkaan stok dan membuat harga-harga beras di wilayah tersebut, meroket tinggi.
Melalui Perum Bulog dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub), pemerintah pun mengirimkan bantuan 1.600 ton beras, yang akan dikirim via Tol Laut, menggunakan KM. Kendhaga Nusantara 5 dan KM. Kendhaga Nusantara 11.
Direktur Lalu lintas dan Angkutan Laut, Capt. Hendri Ginting, mengatakan, pengangkutan bantuan beras tersebut dilakukan menggunakan dua unit kapal, dan melalui dua tahap.
“Tahap pertama menggunakan KM. Kendhaga Nusantara 5, yang saat ini telah selesai melakukan pemuatan beras di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya dan diberangkatkan pada hari Minggu, 26 Maret 2023, dengan pemuatan sebanyak 600 ton atau 30 Teus, dengan rincian 2 Teus didistribusikan ke Maumere dan distribusi ke Ende sebanyak 28 Teus,” ujar Capt. Hendri, Senin (27/03/2023).
Dan untuk tahap kedua, ia menjelaskan akan menggunakan KM. Kendhaga Nusantara 11 yang rencananya akan diberangkatkan pada hari Rabu 29 Maret 2023, dengan rencana pemuatan sebanyak 1.000 ton atau 50 Teus, untuk didistribusikan ke Ende sebanyak 12 Teus dan Atambua/Atapupu sebanyak 38 Teus.
“Distribusi dilakukan menggunakan Kapal Tol Laut dan pada kesempatan ini, Ditjen Perhubungan Laut memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan pengangkutan bantuan beras dari Perum Bulog tersebut,” tambahnya.
Langkah ini pun menjadi bentuk nyata kehadiran pemerintah, dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, khususnya pemenuhan pasokan beras di NTT.
Terlebih, dalam menjelang Hari Raya Idul Fitri 1444 H/2023, sehingga nantinya harga beras akan terus stabil.
Lebih lanjut, Capt. Hendri mengatakan, bahwa Program Tol Laut diselenggarakan sebagai upaya Pemerintah untuk memfasilitasi sarana transportasi laut dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan kebutuhan barang pokok dan penting.
Terutama masyarakat yang berada di wilayah Tertinggal, Terpencil, Terluar dan Perbatasan (T3P) yang belum dilayani kapal-kapal komersil.
“Selain itu juga kapal-kapal Tol Laut dapat dimanfaatkan untuk kegiatan Pemerintah lainnya guna pengangkutan bantuan sosial atau kemanusiaan,” tegasnya.
(Abdul)