BEENEWS.CO.ID – Korea Selatan dan AS ditengah upaya peningkatan kerjasama pertahanan dalam menghadapi ancaman militer dan nuklir dari Korea Utara, telah mengalami serangkaian aksi provokatif uji coba senjata dari Korea Utara dalam beberapa bulan terakhir.
Yang baru ini terjadi adalah penembakan rudal balistik jarak dekat oleh Korea Utara pada hari Minggu (19/03/2023).
Aksi unjuk kekuatan ini merupakan yang keempat kalinya dalam seminggu ditengah latihan militer bersama Korea Selatan dan Amerika Serikat.
Kedua negara saat ini berada di tengah latihan bersama Freedom Shield yang diselenggarakan selama 11 hari di Korea Selatan.
Korea Utara menilai latihan tersebut bersifat provokatif dan mengancam posisi negaranya serta kestabilan kawasan Semenanjung Korea.
Korea Utara telah berulang kali memperingatkan akan mengambil tindakan sebagai bentuk kecaman, salah satunya aksi penembakan rudal ini.
Dilansir dari media Channel News Asia (CNA), menurut pernyataan Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS), penembakan rudal langsung terdeteksi oleh militer Korea Selatan pasca peluncuran.
“Militer kami mendeteksi satu rudal balistik jarak pendek yang ditembakkan dari sekitar daerah Tongchang-ri di provinsi Pyongan Utara pada pukul 11.05 menuju Laut Timur (Laut Jepang),” ungkapnya.
Rudal tersebut terbang sejauh 800 km dan sedang dianalisis oleh tim intelijen AS dan Korea Selatan.
“Militer kami akan mempertahankan kesiagaan sesuai kemampuan kami untuk menanggapi setiap provokasi oleh Korea Utara, sambil melakukan latihan gabungan yang intensif dan menyeluruh,” imbuh pernyataan JCS.
Pemerintah Jepang telah mengkonfirmasi tentang peluncuran rudal tersebut dan tampaknya jatuh di luar zona ekonomi eksklusif Jepang.
Wakil Menteri Pertahanan Jepang, Toshiro Ino mengatakan telah mengajukan protes dan kecaman keras bagi Korea Utara melalui kedutaan Jepang di Beijing, Tiongkok.
(Lauren)