BEENEWS.CO.ID – Pemerintah Amerika Serikat meminta pemilik TikTok China untuk mendivestasi saham mereka di aplikasi video populer itu atau menghadapi larangan di AS.
Langkah tersebut akan menjadi kebijakan paling dramatis yang dibuat oleh pejabat dan legislator AS yang merasa khawatir kalau data pengguna TikTok akan dibocorkan kepada Pemerintah China. TikTok mempunyai lebih dari 100 juta pengguna di AS.
Saat dilansir Wall Street Journal, mengutip sumber yang mengetahui persis masalah tersebut, Brooke Oberwetter juru bicara TikTok mengatakan jika tujuannya adalah untuk melindungi kepentingan keamanan nasional, divestasi tidak akan menyelesaikan masalah.
“Perubahan kepemilikan tidak bisa memaksakan aturan baru terhadap aliran data atau akses,” ucapnya, Kamis (16/03/2023).
Pimpinan TikTok, Shou Zi Chew, dijadwalkan untuk memberikan keterangan kepada Kongres AS pekan depan.
AS diperkirakan tidak bisa begitu saja menerapkan kebijakan tersebut karena harus berhadapan dengan aturan yang berlaku.
Seperti yang terjadi pada era Donald Trump pada 2020 yang juga berusaha untuk melarang TikTok, tapi terhalang oleh keputusan pengadilan.
Pihak TikTok dan Komite Investasi Asing AS yang berada di bawah Kementerian Keuangan sudah melakukan negosiasi selama dua tahun untuk membahas masalah keamanan data.