SURABAYA, BEENEWS.CO.ID – Terbaru, penyakit Leptospirosis atau kencing tikus mulai menarik perhatian sejumlah pihak.
Pasalnya, penyakit ini telah memakan korban di sejumlah provinsi di Indonesia.
Melansir portal MNC, Jawa Tengah mencatat terdapat 111 kasus dengan 18 kasus kematian. DIY ditemukan 86 kasus dan 12 kematian serta Jawa Barat 9 kasus dan 2 meninggal.
Kota Surabaya hingga saat ini belum menerima laporan penyakit kencing tikus tersebut.
Meski begitu, Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur, Nanik Sukristina, mengaku bahwa pihaknya sudah melakukan sejumlah pencegahan.
“Belum ada temuan. Tapi ada upaya yang telah dilakukan dalam pencegahan dan pengendalian Leptopsirosis,” kata Nanik melansir detikjatim, Rabu (8/03/2023).
Upaya pertama adalah dengan menyebarkan informasi secara masif mulai dari penyuluhan, poster dan melalui media sosial.
Mengecek secara berkala sentinel tikus dan mencatat kepadatan tikus di beberapa wilayah.
Terakhir adalah menerbitkan surat edaran mengenai pencegahan dan pengobatan pada penderita leptospirosis agar cepat mendapat penanganan.
Diketahui pada 1886, Leptospirosis pertama kali dilaporkan oleh Adolf Weil. Sehingga, disebut juga sebagai penyakit atau sindrom Weil.
Leptospirosis yang berasal dari kuman leptospira dapat ditemukan di tanaman, dalam tanah bahkan bisa berenang dan bertahan di dalam air hingga satu bulan.