BEENEWS.CO.ID – Pemerintah Turki memberikan instruksi untuk menghentikan operasi pencarian dan evakuasi korban, pasca dua pekan terjadinya gempa bumi dahsyat berkekuatan magnitudo 7,7, pada 6 Februari silam.
Dalam dua pekan tersebut, tim penyelamat mencatat, jumlah korban meninggal dunia akibat gempa mencapai 46 ribu jiwa, baik di Turki dan Suriah.
Sementara itu, sebanyak 345 ribu apartemen di Turki mengalami rusak parah.
Meski dihentikan, namun penyisiran korban tetap akan dilanjutkan di dua wilayah lainnya, yakni Kahramanmaras dan Hatay.
Kepala Badan Penanganan Bencana Turki, Yunis Sezer, mengatakan, bahwa upaya penyelamatan di dua kawasan tersebut pun dibatasi pada 40 gedung.
“Di sebagian besar provinsi pencarian dan penyelamatan dihentikan,” ujar Sezer, seperti dikutip BBC, pada Senin (20/02/2023).
Hatay sendiri merupakan salah satu wilayah yang paling parah terdampak gempa.
Bahkan, Gubernur Hatay, Lutfu Savas, mengatakan, bahwa setidaknya 80% bangunan di provinsi tersebut rusak parah dan harus dibangun ulang.
Lebih lanjut, Savaz juga tengah menghitung, bagaimana kesiapan pemerintah provinsi untuk membangun tenda perlindungan bagi warga.
Ia juga memperkirakan, bahwa sebulan ke depan, suhu udara akan semakin dingin.
“Kami membutuhkan lebih banyak tenda-tenda darurat. Cuaca dan suhu akan menjadi sangat dingin dalam satu bulan ke depan. Orang-orang takut untuk tinggal di dalam rumah dan bangunan,” tambah Savas.