SOLO, BEENEWS.CO.ID – Banjir besar yang melanda di sebagian wilayah Provinsi Jawa Tengah (Jateng), tepatnya di Kota Solo dan Kabupaten Sukoharjo, terus menyita perhatian publik.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, pun telah mengeluarkan status tanggap darurat banjir selama 14 hari.
Dimana status tanggap darurat tersebut telah ditetapkan di kedua wilayah, mulai Jumat 17 Februari 2023 kemarin.
“Statusnya sudah dikeluarkan baik oleh Bupati Sukoharjo maupun Walikota Solo, dan berlaku 14 hari ke depan,” ujar Letjen TNI Suharyanto, di Balai Kota Solo, Sabtu (18/02/2023).
Pemberian status tersebut setelah dilakukan rapat koordinasi (rakor) terkait penanganan banjir di Kota Solo dan Kabupaten Sukoharjo, yang dipimpin langsung oleh Letjen TNI Suharyanto.
Rakor tersebut juga dihadiri Bupati Sukoharjo, Etik Suryani dan Sekretaris Daerah (Sekda) Solo, Ahyani, mewakili Walikota Solo, Gibran Rakabuming Raka.
Menurut laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solo dan BPBD Sukoharjo, Letjen TNI Suharyanto mengatakan, bahwa penyebab terjadinya banjir yang menggenangi Solo dan Sukoharjo, yakni intensitas curah hujan yang cukup tinggi, serta limpahan air dari Bengawan Solo.
Meski demikian, dengan status tanggap darurat yang diberlakukan selama dua pekan, Letjen TNI Suharyanto berharap, masalah banjir dapat segera diatasi.
Tentunya dengan melakukan berbagai langkah, seperti mitigasi, rehabilitasi, dan rekonstruksi.
“Setelah tanggap darurat selesai tentunya kegiatan tidak berhenti sampai di sini. Kami pun harus memikirkan langkah-langkah ke depan, khususnya ditahap rehabilitasi dan rekonstruksi dalam rangka mitigasi, pencegahan di tahun-tahun ke depan supaya kejadian seperti ini tidak terjadi lagi. Itu artinya langkah mitigasi ada hasilnya,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, BNPB juga menyerahkan secara simbolis bantuan kepada warga yang terkena dampak banjir di Solo dan Sukoharjo.
Baik itu berupa logistik makanan dan berbagai perlengkapan yang dibutuhkan seperti tenda, selimut, matras, serta beberapa perahu, dan pompa.
Sebelumnya diketahui, catatan Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BPBD Prov. Jateng, mencatat 4.440 warga telah mengungsi di 12 titik pengungsian, akibat banjir yang berdampak pada 21.864 jiwa.
Bahkan, salah seorang lansia (85 tahun) harus meninggal dunia, di pengungsian Kedunglumbu, Kecamatan Pasar Kliwon.
(Abdul)