BEENEWS.CO.ID – Pemerintah Suriah menggunakan kesempatan musibah gempa yang melanda negaranya untuk meminta sanksi internasionalnya dicabut.
Pernyataan dari Utusan Suriah bagi PBB, Bassam Al-Sabbagh menyebutkan pada Rabu pagi (8/02/2023) kemarin, pesawat-pesawat internasional menolak untuk mendarat di bandara Suriah karena adanya sanksi dari AS dan negara-negara Eropa.
“Bahkan dari negara-negara yang ingin mengirimkan bantuan kemanusiaan, mereka tidak bisa menggunakan pesawat kargo karena adanya sanksi,” ujarnya.
Kelompok kemanusiaan Suriah, Bulan Sabit Merah Arab Suriah juga memohonkan diangkatnya sanksi. Kelompok ini mengaku juga siap mengirimkan bantuan ke daerah yang dikuasai oposisi.
Dilansir dari media CNN, beberapa analis politik setuju jika rezim pemerintahan Suriah bisa saja mengeksploitasi musibah yang terjadi untuk kepentingan politik mereka.
Charles Lister, Direktur Program Anti Terorisme dan Ekstremisme Suriah dari Institut Timur Tengah di AS mengatakan, “ini merupakan waktu yang sangat tepat untuk rezim tersebut meminta pencabutan sanksinya. Karena jika sanksi dijatuhkan maka akan memunculkan situasi geopolitik yang lebih kompleks.”
Sejauh ini pihak AS belum mengubah keputusannya dalam pencabutan sanksi.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price mengatakan, “Ini akan cukup ironis, bagi kami jika kami yang harus membicarakan dengan pemerintahan yang telah menganiaya warganya sendiri selama belasan tahun, yang membantai mereka dan bertanggungjawab atas penderitaan masyarakatnya.”