SURABAYA, BEENEWS.CO.ID – Walikota Surabaya, Eri Cahyadi akhir-akhir ini tegas dalam menyikapi kasus pungli yang ada di kota Surabaya. Setelah sebelumnya pungli ditemukan di lingkungan ASN pemerintahan kota Surabaya, kini Eri menindaktegas pungli yang terjadi di area sekolah.
Eri menghimbau kepada pihak sekolah dan para guru untuk tidak menarik pungutan apapun kepada siswa yang kurang mampu.
Pungutan yang dimaksud, seperti buku, seragam maupun iuran lainnya. Tidak hanya menyinggung soal pungutan, ia juga meminta guru dan pihak sekolah bersikap adil kepada seluruh siswa.
“Kalau dalam suatu mata pelajaran mereka (siswa) dapat buku A, ya harus semuanya buku A,” kata Eri, melalui laman resmi Pemkot Surabaya, Selasa (7/2/2023).
“Kalau ada orang yang mengatakan tidak mampu di luar data pemkot, maka tolong sampaikan kepada Dinas Pendidikan (Dispendik) untuk dicek bersama Dinas Sosial (Dinsos). Agar tahu, orang yang meminta bantuan itu, kategori mampu atau tidak mampu,” tambah Eri.
Ia mengingatkan, setiap sekolah wajib menerima 5 persen siswa tidak mampu sesuai dengan peraturan undang-undang.
Meski begitu, jika sekolah swasta tidak berkenan menerima anak yang tidak mampu, pihaknya bisa menaruh murid tersebut ke sekolah negeri.
“Dikembalikan lagi, saya berharap Dispendik melakukan pengecekan lagi. Apakah sudah menerima kewajiban 5 persen tadi, kalau sudah dijalankan, kemudian dicarikan solusi untuk memberikan bantuan kepada siswa yang tidak mampu,” ucapnya.
Dari Yusuf Masruh Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, ia akan meneruskan kepada seluruh guru SD-SMP negeri atau swasta untuk menghindari terjadinya perbedaan antara siswa miskin dan non miskin.
“Kalau sekolah negeri kan otomatis sudah menggunakan anggaran negara. Nah, khusus yang swasta, kita hitung lagi berapa warga miskinnya per sekolah,” kata Yusuf.
Nantinya untuk mengetahui murid tersebut dikategorikan layak dibantu adalah dengan melakukan pengecekkan ke lapangan.
“Mengantisipasi kalau ada yang mengaku-aku miskin. Jangan sampai, ternyata punya mobil, tapi ngaku miskin,” ujarnya.
(Jeni)