MARTAPURA, BEENEWS.CO.ID – Ribuan jamaah haul besar Syeikh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau kerap disapa (Abah) Guru Sekumpul memadati kawasan di Jalan Sekumpul, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar.
Mereka berdatangan dari penjuru Nusantara, mulai dari Jawa, Sulawesi, Kalimantan hingga bahkan mancanegara seperti Hadhramaut, negeri Yaman.
“Peringatan haul ayahanda kami (untuk umum) sedari dulu diadakan dan disesuaikan bersamaan dengan kegiatan rutin malam Senin di Musholla Ar-Raudhah. Acaranya pun kurang lebih sama, tetapi ada tambahan tahlil dan doa,” ucap putra pertama Abah Guru Sekumpul, Muhammad Amin Badali lewat siaran pers kepada Beenews.co.id, Minggu (29/1/2023).
Sebagai ahli waris, Amin Badali menyampaikan bahwa sebelumnya haul tetap dilaksanakan walaupun ditengah kondisi pandemi Covid-19.
Kendati demikian, menurutnya pihak keluarga tidak melarang kehadiran warga Kalsel maupun warga luar untuk menghadiri haul yang tetap dilaksanakan setiap tahunnya itu.
“Kami pun tidak mengundang secara khusus atau terbuka. Siapa saja boleh datang dengan panggilan hatinya masing-masing,” ungkapnya.
Saat ini dan ke depannya, bagi Amin Badali pihak keluarganya akan selalu menjaga kemurnian acara haul yang tiap tahunnya digelar.
Sehingga, menurutnya haul tetap diadakan setiap tahunnya, dengan sesuai keadaan dan apa adanya.
“Kami pihak ahli waris terus berusaha dan menjaga kemurnian kegiatan haul, sesuai keinginan ayahanda (Guru Sekumpul),” tutur dia.
Salah satu anggota Himpunan Relawan Remaja Banjar (HRRB) Kabupaten Banjar Ujang, mengatakan bahwa sejak kemarin pada hari Minggu, sejumlah jamaah dari luar daerah mulai berdatangan.
Ia mencatat jamaah banyak datang dari wilayah Kalteng dan Kaltim, seperti Palangka Raya, Muara Teweh, Samarinda dan sebagainya.
“Kemarin datang jamaah asal Samarinda dan menginap sehari. Mereka banyak menggunakan bus,” ucap Ujang.
Ia pun menerangkan, setiap kegiatan haul terdapat informasi bahwa ada anak-anak atau orang dewasa yang terpisah dari rombongannya.
“Lewat toa pada pukul 11.00 Wita, diumumkan seorang ibu bernama Masriah telah dipertemukan dengan rombongannya,” ujarnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Beenews, sejumlah warga dan relawan berbondong-bondong membagikan makanan gratis, tambal ban gratis, taxi gratis bahkan penginapan gratis.
Di sepanjang Jalan A. Yani, ratusan posko berjejer untuk memyambut jamaah haul Tuan Guru Sekumpul.
Bahkan ada warga yang membuka warung gratis di wilayah Landasan Ulin yang bernama Warung Soto Kediri dan disampingnya ada apotik yang melakukan pemeriksaan dan pengobatan gratis.
Dari pantauan, selama acara ruas jalan terbagi 2 jalur, yaitu Jalan A. Yani dan Sungai Sipai.
Jamaah yang memadati arah jalan itu rata-rata berasal dari Banjarmasin, Batola dan Kalteng, seperti Marabahan, Sampit, Kapuas dan penjuru daerah lainnya.
Salah seorang warga asal Marabahan Syarif Hidayatullah, mengungkapkan betapa rindunya ia menghadiri haul Tuan Guru Sekumpul, terlebih pasca pandemi.
Ia pun meminta izin kepada mertua dan isterinya yang sedang hamil besar agar ia dapat menghadiri haul akbar tersebut.
“Datang kesini mengambil keberkahan, sekaligus berdoa ba’da magrib. Lewat tawasul dengan tuan Guru Sekumpul, moga dapat syafaatnya dan terkhusus nanti kelahiran anak pertama,” harap dia.
Karena besoknya harus bekerja, Syarif bergegas pulang agar nantinya dapat beriringan dengan jamaah lainnya ke wilayah Marabahan.
Dia pun mengakui kawasan itu cukup gelap apalagi larut malam, namun berkat ramainya jamaah maka dengan tenang dapat ia lewati.
Tepat pukul 12.00 Wita, jamaah pun memadati Jalan Banjarbaru ke arah A. Yani dan sebagian mengambil jalur Trikora, Landasan Ulin.
Kepulangan jamaah disambut hujan deras, hingga sebagian warga harus berteduh dipinggir jalan.
Tampak sekelompok pengendara berteduh di toko-toko dan mesjid, bahkan terlihat ada seorang bapak bersama isteri dan anaknya berteduh dengan sehelai lapak plastik tanpa naungan atap di depan halaman makam Brigjend Hasan Basry, Kota Banjarbaru.
Pada pukul 03.00 Wita, kawasan jalan mulai menyepi, dan tidak ada lagi rombongan motor yang berjejal karena macet, bahkan ada yang terlihat kehabisan bensin akibat padatnya jalur pengendara. Hingga akhirnya semua jamaah terpenuhi hajatnya untuk datang kehaulan tuan Guru Sekumpul ke-18.
(Rahim)