Biaya konsumsi dari masyarakat juga lebih kecil dibanding daerah lain karena harga makanan yang relatif murah.
Sementara itu, Dr. Murti Lestari M.Si, akademisi dari Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta, mengatakan tidak perlu khawatir dengan hasil BPS karena DIY merupakan provinsi termiskin di Pulau Jawa.
Kemiskinan didasarkan pada pendapatan dan diukur dengan pengeluaran. Tetapi dalam hal ini ada sesuatu yang perlu dipertimbangkan. Tingkat kebahagiaan, harapan hidup dan lain-lain tidak serta merta menjadi buruk dengan predikat buruk tersebut.
“Antara kemiskinan, kebahagiaan, harapan hidup, itu memang beberapa terminologi yang berbeda. Antara pengeluaran dan kebahagiaan itu beda terminologi, orang bisa saja pengeluaran kecil tapi bahagia ketika kerukunan dengan tetangga baik, persaudaraan baik, ora do rebutan rejeki, dan lain-lain, itu orang bahagia kemudian panjang umur, itu bisa,” jelas Murti.
Di beberapa daerah di Jawa, di luar DIY sudah banyak industri. Sebuah industri/perusahaan dapat menawarkan upah minimum kepada orang-orang dari kelas bawah.
Ketika ini terjadi, orang bisa hidup di atas garis kemiskinan. Tapi DIY tidak dalam kondisi seperti itu. DIY tidak memiliki banyak tempat yang cocok untuk industri, juga tidak cocok untuk perusahaan manufaktur. Oleh karena itu, kemiskinan dapat dikurangi dengan merelokasi usaha kecil atau dengan cara lain.