JAKARTA, BEENEWS.CO.ID – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan prediksi atau gambaran awal, terkait prakiraan musim kemarau yang akan melanda kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).
Hal itu dikonfirmasi langsung oleh Kepala Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan.
Ardhasena pun menjelaskan, bahwa wilayah Jabodetabek, pada Maret mendatang sudah masuk ke fase pancaroba, atau masa peralihan di antara dua musim utama.
“Kalau kita lihat, Jakarta samar-samar sudah mulai mengering, di Banten dan Jawa Barat di bulan Maret,” ujar Ardhasena, secara virtual, pada Jumat (27/01/2023).
Lebih lanjut, Ardhasena menjelaskan, bahwa Kawasan Jabodetabek sendiri biasanya akan memasuki musim kemarau lewat hembusan massa udara dari Utara dan gradual merambat ke wilayah Selatan.
Di mana kondisi tersebut biasa terjadi pada Bulan Maret, dengan puncak Kemarau pada Mei mendatang. Sementara di Bulan Juli-nya, Fase Kemarau akan meluas dari Jabodetabek, hingga ke wilayah Pulau Jawa.
Ardhasena pun memaparkan, bahwa pergerakan massa udara yang terjadi di Kawasan Jabodetabek, mengakibatkan pengurangan curah hujan menengah yaitu 100 mm per bulan pada Maret.
Dan pada Juli ke depan, terlihat peta Kawasan Jabodetabek berwarna merah kecoklatan, dengan artian curah hujan rendah, 50 sampai 100 mm per bulan
“Kondisi tersebut berawal dari bulan Maret ke April, Mei yang sinyal sudah jelas masuk ke Jabodetabek, hingga bulan Juli hingga (menyebar) ke Pulau Jawa,” tambah Ardhasena.
Sebelumnya, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, telah mewanti-wanti, bahwa sejumlah wilayah di Indonesia, akan memasuki Fase Kemarau Kering akibat dari adanya fenomena El Nino.
“Dengan adanya prediksi ini El Nino itu aliran massa udara basah dari Indonesia berbalik ke Samudera Pasifik. Jadi yang Indonesia menjadi kering karena aliran massa udara ini bergerak ke samudra pasifik jadi ini lawan dari La Nina,” ujar Dwikorita.
(Abdul)